Limau Manih (Rangkiangnagari) - Tim Dosen Biologi Universitas Andalas bekerjasama dengan World Resourses Institute (WRI) menggelar sosialisasi Riset Pemetaan dan Focus Group Discussion (FGD) Komiditi Durian HKM Padang Janiah. Kegiatan dilaksanakan di Mushola Gerbang Langit Batu Busuak Kecamatan Pauh Kota Padang pada hari Senin, (4/9).
Ini merupakan salah satu kegiatan pengabdian masyarakat dari Universitas Andalas dan WRI tentang sharing pengalaman budidaya dan pengolahan durian terhadap masyarakat salingka kampus kelompok tani durian di Padang Janiah, Batu Busuak.
"Ada sekitar 70 hektar hamparan kebun durian dari 250 hektar hutan kemasyarakatan (HKM) di Kawasan Batu busuak tepatnya di Padang Janiah. Sisanya merupakan hutan yang dijaga masyarakat setempat," ujar perwakilan WRI Community Development Maizaldi, Senin(4/9).
Dari sisi sosial dan budaya, pengelolaan durian di Batu busuk sedikit berbeda dengan tempat lain karena ada nilai-nilai kearifan lokal yang ditanamkan secara leluhur. Dari sisi aspek ekonomi, bedasarkan hasil survey dengan masing-masing pemilik ladang ada sekitar 2270 batang di HKM Padang Janiah.
Namun dari hasil panen durian yang diperoleh dibandingkan dengan biaya pengeluaran dan dihitung dari upah harian pekerja, meskipun yang bekerja adalah pemilik ladang. Jika di estimasi kan dalam rupiah itu sangat tidak sebanding.
"Jika ini dibiarkan terus menerus akan merugikan masyarakat setempat. Berdasarkan hal itu, lahirlah kegiatan ini yang merupakan rencana awal untuk mendalami tentang potensi durian di HKM Padang Janiah," lanjut Maizaldi.
Dalam kesempatan ini, pemateri didatangkan dari pelaku usaha dan pecinta durian Ike Rismen yang sudah sukses berekspansi mengembangkan usaha durian premium. Ia menyampaikan materi tentang pengetahuan pembibitan durian unggul, perawatan hingga panen. "Potensi durian di HKM Padang Janiah sangat besar karena mempunyai bibit durian "Ameh" yang jumlah batangnya banyak dan kualitas duriannya bagus," kata Ike.
Lebih lanjut, Ike menyampaikan perawatan batang durian adalah hal yang paling penting. "Jangan hanya dirawat pada saat panen saja. Jika bisa dirawat secara kontinyu, insya allah hasil panennya akan baik," lanjutnya.
Kemudian selanjutnya, pemateri dari Arfams Durian Qurotul Yuni yang juga sukses memanfaatkan buah durian sebagai bahan baku utama untuk dikembangkan ragam produk turunannya. Ia memaparkan tentang pengolahan dan pengawetan durian.
"Disini sudah ada glamping wisata durian dengan kualitas buahnya sudah dikenal masyarakat, sekarang bagaimana mengemasnya menjadi agrowisata hingga durian dan produk olahannya bisa dijadikan oleh-oleh bagi pengunjung," ujar Yuni.
Ia pun membagi tips bagaimana pengawetan durian yang aman dan tidak mengubah kualitas rasa dari durian. Serta memotivasi warga untuk terus berinovasi dengan produk-produk olahan durian.
Selanjutnya kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dikhususkan untuk mengumpulkan dabln menggali informasi tentang potensi durian dari masyarakat HKM Padang Janiah. Mulai dari jenis-jenis varian durian yang ada disekitar, waktu panen hingga cerita pengalaman menunggu panen durian.
Ketua Pelaksana Kegiataan Dr. Nurainas, M.Si menyampaikan kegiataan berjalan lancar dan nantinya hasil data ilmiah dari riset yang dilakukan oleh Tim Biologi Unand menjadi acuan bagi pemangku jabatan untuk mendorong percepatan ekonomi di Batu Busuak.
"Alhamdulillah, masyarakat antusias dan bersemangat mengikuti materi dari awal hingga akhir. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam membangun konsep penelitian durian yang nantinya menghasilkan rekomendasi serta tindak lanjut berikutnya dari temuan-temuan yang dilakukan oleh Universitas Andalas khususnya didepartemen Biologi," pungkasnya.(Ayu)