Koar-Koar Guru PPPK Soal Kuburan Ayahnya, Sikap Emosional yang Salah Alamat

Dharmasraya (Rangkiangnagari) - Sikap seorang guru PPPK Kabupaten Solok Selatan bernama Rijal, S.Ag, yang menyuarakan keluhan di media sosial melalui akun Facebook milik Marlis Lisa, seorang ASN, pengawas sekolah agama di Kemenag Kota Padang, patut dipertanyakan. Keluhan yang disampaikan menyangkut pemindahan makam orang tuanya, Indin, yang sebelumnya berada di Lindak Patapang, Jorong Sungai Penuh, Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan, Kecamatan Sangir Batang Hari.

Alih-alih menyelesaikan persoalan secara bijak dan kekeluargaan, tindakan Rijal justru menimbulkan kegaduhan publik. Warganet dibuat bertanya-tanya, mengapa seorang pendidik justru memilih media sosial sebagai ruang curhat, bukan jalur musyawarah atau mekanisme resmi yang lebih tepat?

Lebih dari itu, tindakan tersebut terkesan emosional dan menyesatkan. Ia memposisikan dirinya sebagai pihak yang dizalimi dan tak berdaya, seolah-olah ada pihak yang secara sepihak menghancurkan makam ayahnya. Padahal, fakta di lapangan berkata lain.

Informasi yang beredar dari berbagai sumber terpercaya menyebutkan, pemindahan makam tersebut dilakukan secara sah dan sesuai syariat. Bahkan, pemindahan itu dibimbing langsung oleh seorang Urang Siak (ulama setempat), sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap jenazah almarhum. Proses tersebut juga dilakukan tidak jauh dari lokasi awal, sesuai adat dan agama.

Sayangnya, narasi yang dibangun oleh Rijal melalui media sosial menggiring opini seakan-akan terjadi penistaan terhadap makam orang tuanya. Narasi semacam ini bukan hanya berbahaya karena dapat memicu kesalahpahaman publik, tapi juga menyinggung pihak-pihak yang sudah menjalankan prosedur dengan tertib.

Tindakan Rijal yang menggunakan akun media sosial orang lain untuk menyebarkan informasi ini pun mengundang kecurigaan. Apakah ia benar-benar bertindak atas dasar keresahan pribadi? Ataukah ia diperalat oleh pihak tertentu yang memiliki agenda tersembunyi?

Sebagai seorang  yang orang terdidik yang seorang sarjana agama, seharusnya Rijal bisa memberi contoh penyelesaian masalah dengan cara yang arif dan bertanggung jawab. Bukan justru memprovokasi opini publik dengan informasi setengah matang yang berpotensi memperkeruh suasana dan mencoreng profesinya sendiri.

Sikap bijak dalam menyikapi persoalan pribadi, apalagi yang menyangkut ranah adat dan agama, sangat penting di tengah masyarakat yang majemuk. Koar-koar di media sosial tanpa landasan fakta yang kuat hanyalah mempermalukan diri sendiri dan membuat publik kehilangan simpati.(Sa)

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.