MEMBANGUN KOLABORATIF EKONOMI YANG KREATIF DI NAGARI SUMPUR

Sumpur (Rangkiangnagari) - Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Pembangunan Wilayah Pedesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana Unand menginisiasi kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggagas aksi kolaboratif pengembangan ekonomi kreatif di Nagari Sumpur. 

Kegiatan ini merupakan bahagian dari tugas akademisi dalam meningkatkan peran sertanya membangun masyarakat. Seorang akademisi atau dosen tidak hanya punya kewajiban hanya mengajar fi depan kelas mahasiswa,  tetapi diwajibkan melakukan Pengabdian kepada masyarakat dan penelitian.

Ilmu itu tidak hanya berkutat di depan kelas. Tetapi juga mampu melihat situasi dan fenomena yang terjadi di lapangan. Tidak semua pendapat dan teori yang disampaikan para pakar itu benar. Perlu diuji secara terus menerus di lapangan. Disini pentingnya Pengabdian dan penelitian,  mampu menangkap perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan.

Tim pengabdian kepada masyarakat Program Studi Pembangunan Wilayah Pedesaan  atau lebih dikenal dengan PWD ingin melihat dan fenomena keilmuan itu.

Tim melihat bahwa di Nagari Sumpur di Kabupaten Tanah Datar yang letaknya di tepi utara Danau Singkarak, aktivitas ekonomi masyarakat disana sangat bergantung pada potensi alam Danau Singkarak. 

Bagi masyarakat sekitar, Danau Singkarak tidak hanya sebagai sumber penghidupan tetapi juga sebagai simbol identitas budaya dan kearifan lokal dalam mengelola sumberdaya alam. 

Dari dulu,  Danau Singkarak terkenal sebagai habitatnya ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) yakni ikan endemik yang hanya hidup di danau Singkarak. Menurut masyarakat populasi ikan bilih saat ini semakin menurun seiring dengan meningkatnya kerusakan habitat ikan bilih akibat pencemaran ekosistem danau. 

Masyarakat yang dulunya bisa menyekolahkan anak-anaknya dengan penghasilan dari tangkapan ikan bilih, sekarang ternyata tidak mencukupi lagi. Tidak hanya populasi yang menurun, namun ukuran ikan bilih sekarang lebih kecil dibandingkan denhan zaman dulu.

Istilah masyarakat setempat bahwa ikan bilih saat ini nampaknya juga mengalami stunting seperti yang dialami manusua saat ini. Kualitas ekosistem danau terlihat menurun.

Masyarakat tidak lagi dapat mengandalkan sumber pendapatan dari ikan bilih, sehingga perlu menemukan sumber aktifitas ekonomi baru yang menguntungkan bagi ekonomi lokal.

Tim Prodi Pembangunan Wilayah Pedesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana Unand menginisiasi kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggagas aksi kolaboratif pengembangan ekonomi kreatif di Nagari Sumpur. 

Ekonomi kreatif dirasa berpotensi untuk dikembangkan di Nagari Sumpur dengan berbasis pada pengembangan industri pariwisata dan kuliner. Tim yang diketuai Kaprodi PWD Unand, Dr. Widya Fitriana, SP.M.Si juga mendatangkan narasumber internasional yakni Prof. Takahiro Tsuge dari Shopia University, Japan. 

Kehadiran narasumber internasional mampu memberikan perspektif baru dalam menggali potensi nagari dan membangun aksi kolaboratif.  Kegiatan dilaksanakan di kantor Walinagari Sumpur dihadiri sekitar 30 stakeholder dari berbagai unsur yakni perangkat nagari, akademisi, ketua adat, ninik mamak, pelaku usaha, petani, nelayan, bumnag dan pokdarwis. 

Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan Partisipatory Rural Appraisal (PRA) untuk menggali potensi ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan di Nagari Sumpur. Hasil diskusi menujukkan bahwa setidaknya ada tujuh potensi ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan yakni,  potensi wisata alam Danau Singkarak,  Potensi Budaya Silek Randai Tradisional, Potensi Kuliner Ikan Bilih, Potensi Atraksi Manjalo Ikan diatas Biduak, potensi wisata edukasi, Potensi Wisata Homestay Rumah Gadang, dan Potensi wisata memetik buah sawo. 

Sejumlah program kolaboratif yang dapat dikembangkan dari potensi yang terdidentifikasi litu adalah program ekowisata edukatif, festival randai tahunan, diversifikasi olahan ikan bilih, program konservasi bersama, program homestay budaya, dan festival buah sawo. 

Program kolaboratif ini membutuhkan keterlibatan dari sejumlah aktor yakni pemerintah, komunitas masyarakat, pemuda, toko adat, sanggar seni, akademisi, pelaku UKM, nelayan, dan petani. 

Dengan aksi kolaboratif yang melibatkan multistakeholder diharapkan ekonomi masyarakat dapat bertumbuh dengan baik dan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal, demikian Widya Fitriana Ketua Tim menyimpulkan. (B)

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.