Ketum Penanggulangan Bencana Unand Prof Dr Eng Fauzan MSc Eng
Padang, Rangkiang Nagari (Des) - Program Studi Magister Manajemen Bencana (MMB) Pascasarjana Unand berkolaborasi dengan Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Andalas membantu penanganan bencana banjir bandang (galodo) dan longsor yang menimpa Sumbar baru-baru ini.
Segala kemampuan terbaik yang dimiliki tim ini akan dikerahkan membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya menanggulangi dan pemulihan akibat banjir dan galodo yang begitu dahsyat melanda Sumatera Barat.
Jembatan Gunung Nago yang ambruk
Seperti diketahui hujan deras yang melanda Sumbar selama satu minggu (20-27/11) dengan intensitas tinggi telah menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor. Terjadi kerusakan sarana dan prasarana serta pemukiman penduduk di berbagai daerah. Kerugian diperkirakan ratusan miliar dan korban jiwa sudah mencapai 165 jiwa.
Tidak jauh- jauh dari kampus Unand Limau Manis, tepatnya di bendungan Gunung Nago bencana dahsyat itu juga terjadi. Puluhan rumah hanyut, jembatan yang menghubungkan kampus dengan kampung Lumbung Bukit, putus.
Ketua Tim Penanggulangan Bencana Unand Prof Dr Eng Fauzan MSc. Eng dan sekaligus Ketua Prodi MMB menghimpun semua pakar kebencanaan guna bersama-sama turun ke masyarakat memberikan bantuan teknis, rekomendasi dan ilmu yang dibutuhkan dalam memulihkan kondisi yang hancur dan hantaman psikis yang mendera masyarakat.
Bersama Prof Dr, Eng Hakam, Prof Dr,Eng Febrin Anas, Prof Dr Eng Bambang Istijono, Prof Febriamansyah dan berbagai pakar lainnya, Tim ini bergerak cepat dengan menempatkan posko bencana di Masjid Nurul Ilmi.
Menurut Prof Dr Eng Fauzan tim sudah bekerja sejak 28 Nopember 2025 pasca banjir besar yang melanda Sumbar 27 Nopember.
Gubernur Sumbar H.Mahyeldi juga berharap agar Unand segera turun tangan melakukan kajian, memberikan rekomendasi terbaik, sehingga penanggulangan bencana segera teratasi.
Daerah- daerah rawan bencana akan dilakukan kajian, apakah masih layak ditempati masyarakat, begitu pula bangunan yang mereka tempati. Solusi dan rekomendasi akan dikeluarkan tim ini.
Tim ini tidak saja bergerak di lingkungan Unand dan Kota Padang. Lokus kegiatan berada pada 11 lokasi Kab/Kota yang terdampak bencana.
Diantara daerah yang akan disasar Kota Padang, Kota Pariaman, Kab. Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Kota Solok, Kabuaten Solok, Kab. Solok Selatan, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kab. Agam, Kota Bukittinggi dan Kab. Pasaman Barat.
Menurut Prof Dr Eng Fauzan, bencana yang terjadi November 2025 memerlukan penanganan yang komprehensif dan berbasis data. Meskipun berbagai upaya tanggap darurat telah dilakukan, kajian sistematis terhadap tingkat kerusakan, kerugian, dan kebutuhan pemulihan lintas sektor masih sangat terbatas.
Pengkajian kebutuhan pascabencana (Post-Disaster Needs Assessment – JITUPASNA) harus dilakukan dengan pendekatan Damage and Loss Assessment (DaLA).
Kajian ini akan menghasilkan gambaran menyeluruh mengenai dampak bencana terhadap sektor sosial, ekonomi, infrastruktur, dan lingkungan. Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) serta penguatan kebijakan pembangunan daerah berbasis ketangguhan bencana. (*B).


