Lembah Harau Disiapkan untuk Geopark Unesco Jangan Dirusak

PADANG (RangkiangNagari) – Rencana pembangunan landmark di dinding tebing Lembah Harau terus menuai protes dan penolakan.

Adalah Zuhrizul, salah satu inisiator Geopark Ranah Minang menilai pembangunan landmark di dinding tebing Lembah Harau sangat tidak tepat dan justru merusak nilai-nilai pariwisata itu sendiri.
“Kita apresiasi adanya kepedulian BKSDA untuk kemajuan pariwisata Sumbar. Artinya BKSDA punya niatan baik untuk kemajuan Pariwisata. Namun untuk pembuatan landmark Harau di dinding Lembah Harau sangat kurang tepat dan malah merusak,” kata Zuhrizul, Selasa (8/11).

Dikatakan, Lembah Harau satu-satunya geo heritage berkelas dunia menuju kawasan Unesco Global Geopark yang sedang dibuat masterplannya tahun ini oleh Provinsi.

“Sebaiknya menunggu hasil kajian sebelum adanya pemasangan landmark tersebut,” tambahnya.

“Lembah Harau itu salah satu kekayaan alam yang luar biasa dan tidak banyak di bahagian belahan dunia manapun dan Presiden Unesco pun mengakui itu,” jelas Inisiator Geopark Ranah Minang.

Menurutnya, saat ini kita memang sedang terobsesi membuat merk-merk untuk kepentingan komersial.

“Tapi kadang lupa bahwa tidak semua pemasangan merk, gerbang-gerbang, betonisasi dan lainnya itu meningkatkan kualitas nilai pariwisata, namun malah merusak dan mengurangi nilai-nilai pariwisata itu sendiri,” tegas alumni Geologi Unand itu.

“Kalau toh tetap harus dipasang landmark merk Harau itu, saya menyarankan jangan di dinding tapi mungkin bisa di puncak dan pastikan aman dari segala resiko atau mungkin bisa di gerbang bawah,” ujar General manajer Geopark Sianok – Maninjau.

Sementara itu, Nofizar yang lebih dikenal Bang Bodal, alumni ITB 81 geologi yang juga Inisiator Geopark Nasional, mengatakan Geopark Harau disiapkan menjadi Geopark kelas dunia karena miliki potensi geoheritage dengan bebatuan konglomerat yang bernilai.

“Pemasangan landmark di dinding tebung jelas akan merusak rencana Geopark Harau menuju Unesco,” tegasnya.

Dijelaskan, Lembah Harau merupakan suatu bukti siklus kegiatan kulit bumi yang dinamis. Terbentuk puluhan juta tahun yang lalu, meninggalkan jejak sedimentasi purba serta bukti patahan kulit bumi yang menghasilkan bentang alam sangat fenomenal.

“Saat Guy Martini (presiden UNESCO GEOPARK GLOBAL berkunjung ke Harau di akhir 2017, beliau mengatakan, bahwa Lembah Harau merupakan warisan Geologi Dunia yang perlu dilestarikan,” tegasnya.

Dikatakan, Lembah Harau juga merupakan tempat belajar ahli perminyakan dari perusahan oil and gas yang ada di Indonesia.

“Jadi alangkah sayangnya kalau nilai sebuah geoheritage dirusak oleh ambisi ketidaktahuan. Lembah Harau adalah kendaraan utama untuk Geopark Harau untuk menuju UGGP,” pungkasnya.

 

#Rn

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.