Latest Post

PADANG(RS) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Padang menertibkan sejumlah Alat Peraga Kampanye (APK) milik calon anggota legislatif (Caleg) maupun calon DPD yang menjadi peserta Pemilu 2019.

Ketua Bawaslu Padang Dori Putra mengatakan, pencopotan ini dilakukan di dua lokasi, yakni kawasan pusat kota dan perbatasan.

“Yang ditertibkan adalah APK yang tidak sesuai zonasi yang ditetapkan KPU, baik itu dari calon DPD, dan legislatif. Selain itu, APK yang mengandung citra diri, ada logo partai dan nomor partai,” kata Dari, Rabu (31/10).

Menurutnya, ada puluhan APK yang terpantau melanggar, baik yang ada di pusat kota Padang, maupun yang berada di pinggiran atau perbatasan kota.

Sebelum penertiban, pihak Bawaslu sudah menyurati partai-partai untuk menertibkan APK milik caleg-calegnya. Dari pantauan Bawaslu sendiri, beberapa partai sudah ada yang melakukan penertiban sendiri. Penertiban juga dilakukan pada tingkat kecamatan.

“Lebih dari 20 APK yang kita tertibkan. Ini sisanya yang telah ditertibkan partai. Sejauh ini yang legislatif Padang belum ditemui,” ucapnya.

Penertiban itu juga melibatkan stakeholder terkait, seperti Pol PP, Dishub, SK4, DPUPR, dan polisi.

#Ryan

BATUSANGKAR(RS) – Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat; Oni Yulfian mendukung tradisi menyambut tamu mancanegara menggunakan bendi, sebagaimana dikembangkan di Perguruan Silat Taduang Bangkeh, Jorong Ladang Laweh, Nagari Batipuah Baruah.

“Ini merupakan terobosan menarik. Inovasi seperti inilah yang kita harapkan, sehingga mampu memberikan kesan tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Destinasi wisata yang indah saja tidaklah cukup, tetapi harus ada terobosan yang mengesankan,” ujarnya, Rabu (31/10), di Pagaruyuang.

Oni mengutarakan pandangannya itu, saat berbincang-bincang dengan Pimpinan Perguruan Silat Taduang Bangkeh Mustafa Akmal Dt. Sidi Ali.

Dikatakan, secara pribadi dirinya amat tertarik dengan inovasi babendi-bendi tersebut. Kendati sudah mulai menghilang, ujarnya, akan tetapi sarana transportasi tradisional Minangkabau tersebut masih eksis dan bisa ditemukan di berbagai daerah. Sayangnya, menurut Oni, masyarakat sudah mulai mengabaikan kehadiran bendi seirin dengan munculnya beragam sarana transportasi modern.

Sebagaimana diberitakan Singgalang beberapa waktu lalu, kejutan datang dari Taduang Bangkeh dengan membawa tamunya berkunjung ke Ladang Laweh menggunakan sarana transportasi bendi. Tamu itu berasal dari Belanda dan Amerika Serikat, terdiri dari guru, mahasiswa, dan petrawat dengan difasilitasi Yayasan Sumatera Volunteer Limo Kaum.

#Ryan

JAKARTA (RangkiangNagari) – Opick yang dikenal sebagai musisi dan pendakwah ini, terpilih menjadi Ketua Umum Seni Golok Indonesia (SGI).

Opick pun akhirnya buka suara soal jabatannya itu. Menurutnya silat dan golok bukan hal yang asing. Sejak kecil dia sudah mengikuti olahraga bela diri ini. Nah, bersama SGI, dia ingin pencak silat dan golok menjadi lebih dikenal luas, tak hanya di Indonesia, tapi salah satu warisan budaya ini bisa dikenal dunia. Tak heran jika dia bisa membuat sebuah museum senjata tradisional Indonesia.

“Saya di rumah punya lebih dari 700 senjata. Hari ini ada lomba golok tua. Kalau satu perguruan kirim 3.000 orang, artinya ada 3.000 golok tua yang macam-macam, dari mana-mana, dan berbagai material dan itu bisa dilihat masyarakat. Mungkin juga ada yang belum pernah melihat beberapa jenis golok,” kata Opick.

Keinginannya membuat museum senjata tradisional Indonesia memang terdengar mengerikan, tapi Opick mengaku museum tersebut penting bagi pengetahuan generasi muda Indonesia di masa yang akan datang.

“Pokoknya budaya ini harus terus bertahan. Lihat, Majapahit segitu besar, sekarang mati. Tapi, budayanya tetap hidup. Makanya senjata tradisional Indonesia perlu direkam, silatnya juga, agar jadi warisan anak cucu di masa depan.


#Ryan

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.