Ketika Anak Muda Belajar Mengurus Jenazah: Jalan Sunyi Yang Penuh Arti

Dharmasraya (Rangkiangnagari) - Di tengah derasnya arus modernisasi dan beragamnya cita-cita anak muda zaman kini, ada sekelompok generasi yang memilih jalan sunyi belajar tentang bagaimana menghantarkan seseorang menuju peristirahatan terakhirnya. Di sebuah Aula Hotel Umega di Gunung Medan, mereka duduk khusyuk sebagian remaja, sebagian tokoh masyarakat menyimak penjelasan tentang sakratul maut, tata cara memandikan, mengkafani, menyolatkan, hingga menguburkan jenazah sesuai tuntunan syariat.

Kegiatan yang berlangsung tiga hari, sejak Rabu hingga Jumat (15–17/10/2025) itu, diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Dharmasraya. Tujuannya bukan sekadar memberikan pelatihan teknis, tetapi juga menanamkan nilai luhur fardhu kifayah  sebuah tanggung jawab sosial dan spiritual yang makin jarang disentuh generasi muda.

Ketua Baznas Dharmasraya, Z. Lubis, mengungkapkan melalui Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS), Ridwan Syarif, S.Ag., Dt. Majo Kayo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program regenerasi tenaga sosial keagamaan di setiap nagari dan jorong.

“Sasaran yang ingin kami capai adalah lahirnya generasi terampil di tiap jorong, agar pelaksanaan fardhu kifayah tidak hanya dibebankan kepada tokoh tua, tapi juga diwariskan kepada generasi muda,” ujar Ridwan Syarif kepada media ini, Sabtu (18/10/2025).

Tahun ini, sebanyak 182 peserta mengikuti pelatihan, masing-masing diutus oleh nagari dari empat kecamatan Pulau Punjung, Sitiung, Koto Baru, dan Padang Laweh. Mereka dibagi dalam tiga angkatan, mengikuti sesi teori dan praktik yang dibimbing oleh narasumber berkompeten.

Baznas menghadirkan para ulama dan tokoh agama Dharmasraya, di antaranya Ketua Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Dharmasraya, H. Mawardi Idris, M.Pd., dengan materi tentang sakratul maut dan tata cara memandikan jenazah; Ketua MUI Dharmasraya, Aminullah Salam, S.M.IQ., dengan materi mengkafani dan menyolatkan; serta Kepala Kemenag Dharmasraya, H. Hamid Arwani, yang menyampaikan tata cara mengantar dan menguburkan jenazah.

Pelatihan ini menjadi ruang pertemuan lintas generasi para tokoh senior berbagi ilmu dan pengalaman, sementara para pemuda mendengarkan, belajar, dan menyiapkan diri untuk meneruskan peran penting di tengah masyarakat.

Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menyiratkan pesan moral yang dalam  bahwa kepedulian sosial dan tanggung jawab keagamaan tidak boleh terputus oleh zaman. Di tengah hiruk pikuk dunia digital, Baznas Dharmasraya berupaya menanamkan nilai bahwa mengurus jenazah bukan sekadar kewajiban, tapi juga bentuk kasih sayang terakhir sesama manusia.

Di ujung kegiatan, banyak peserta muda yang mengaku tersentuh. Mereka menyadari, menjadi generasi berilmu bukan hanya soal teknologi dan karier, tetapi juga tentang memahami hakikat kehidupan dan kematian  tentang bagaimana menghormati manusia hingga ke liang lahat.(St) 

Labels: , ,
This is the most recent post.
Posting Lama
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.