Wako Padang Panjang Ajak Guru Waspadai Radikalisme

PADANG PANJANG (RangkiangNagari) – Walikota Padang Panjang, Fadly Amran memberikan apresiasi kepada BNPT dan FKPT yang sepanjang tahun terus melakukan sosialisasi tentang bahaya paham radikalisme yang bisa memicu tindakan terorisme di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kepala daerah termuda itu menyampaikan hal tersebut ketika membuka secara resmi kegiatan Sosialisasi Pentingnya Pencegahan Radikalisme-Terorisme bertajuk ‘Harmoni dari Sekolah’  untuk guru-guru TK/PAUD, SD dan SMP se-Kota Padang Panjang, Kamis (26/9) di Hotel Flamingo

Menurut Fadly Amran, paham-paham keliru seperti radikalisme itu amat mudah berkembang tanpa disadari karena ada yang memaparkan diam-diam dan sistematis. “Terutama melalui media sosial. Tiap hari kita terima informasi di media sosial tetapi tanpa kita sadari ada yang membonceng yakni pihak-pihak yang berkepoentingan dengan kekacauan dan kerusakan tatanan masyarakat. Celakanya, kita tidak selalu awas untuk menyaring informasi yang beklum terkonfirmasi itu. Justru sebagian kita malah gemar menyebar-ulang info-info menyesatkan dan menghasut itu,” ujarnya.

Sementara Kepala Sub Direktorat Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kolonel Pas. Sujatmiko mengatakan pada hakekatnya radikalisme itu adalah empat hal yang membahayakan bangsa dan negara sebagaimana dirumuskan oleh BNPT. “Yang pertama radikalisme dalam terminologi undang-undang antiterorisme adalah anti NKRI, yang kedua anti Pancasila, yang ketiga anti kebinekaan dan yang keempat adalah sikap yang selalu mengkafirkan pihak lain yang tidak sejalan dengannya,” kata anggota Paskhas TNI AU yang kini ditugaskan di BNPT itu.

Maka, salah satu cara untuk mencegah paham radikalisme itu meluas adalah dengan memberikan sosialisasi kepada semua elemen masyarakat tentang betapa bahayanya radikalisme. Guru-guru menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuknya paham tersebut, tetapi sekaligus pintu masuk pula untuk mencegahnya. “Lewat guru-guru, para murid akan mendapat pencerahan apabila guru-gurunya dicerahkan,” ujar Sujatmiko.

Sementara itu, Guru Besar UIN Imam Bonjol, Prof Duski Samad yang tampil pada sesi kedua memberi garis bawah lagi tentang peran guru dalam rangka mencegah berkembangnyan paham radikalisme.

Prof. Duski Samad mengatakan bahwa guru, khususnya guru pada tingkat pendidikan usia dini sampai tingkat menengah sangat berpotensi memberi arah terbentuknya paham radikalisme atau tidak terbentuknya paham itu terhadap anak didiknya.

“Karena itu penting dan sangat strategis peranan para guru ini untuk membentengi bangsa ini dari bahaya radikalisme yang kemudian bisa menjurus kepada tindak terorisme,” katanya.

Ia juga meminta para guru itu terlebih dulu paham apa itu bahayanya radikalisme. “Jadi guru dulu yang paham, baru mentransformasikan kepada anak muridnya,” katanya.

Menurut penulis buku Konseling Sufistik ini, pada awalnya paham-paham sesat ini masuk melalui kesesatan informasi yang masuk pada ruang-ruang publik yang tidak dicerna dengan baik oleh masyarakat. “Semua informasi masuk begitu saja, dan sedikit sekali yang memiliki kesadaran untuk bertabayyun atau mengecek kebenaran informasi itu, bahkan langsung dibagikan kepada pihak lain. Akibat yang pertama sudah keliru, seribu berikutnya menjadi seribu kesesatan informasi, ini jelas berbahaya,” kata Duski.

Acara yang menghadirkan sekitar 105 guru-guru TK/PAUD, SD dan SMP itu diantar oleh Ketua FKPT Sumatera Barat, Zaim Rais. Ia menyebutkan kegiatan di Padang Panjang ini merupakan kegiatan rutin FKPT Sumbar setiap tahun dari lima bidang yang ada di FKPT. “Ini merupakan kegiatan ketiga yang sudah kita laksanakan tahun ini.

#Ryan
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.