SLI Operasional 2020 di Kamang Mudiak berakhir, Penutupan Ditandai dengan Panen Raya

AGAM (RangkiangNagari) – Deputi kepala Kantor  Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Gunawan Wicaksono menutup secara resmi Sekolah Lapangan Iklim  (SLI) Operasional 2020 di Jorong Bansa, Nagari Kamang Mudiak, Agam, Kamis (5/11).

Penutupan SLI yang dilaksanakan Stasiun Klimatologi Padang Pariaman bekerjasama dengan Bank Indonesia itu ditandai dengan panen raya klaster padi organik di sawah tadah hujan milik kelompok tani Sawah Bansa di Jorong Bansa Nagari Kamang Mudiak tersebut.Kegiatan juga dihadiri oleh koordinator BMKG Sumatera Barat, Irwam Slamet, kepala Stasiun GAW Koto Tabang, Wan Dayantolis Kepala Stasiun Meteorologi BIM, Sukimin Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur, Syafrizal Camat, Kamang Magek, Walinagari Kamang Mudik, wali Jorong Bansa dan tokoh masyarakat lainya.Penutupan SLI itu juga diikuti oleh Deputi Klimatologi BMKG Herizal secara virtual bersama sejumlah kepala BMKG se Indonesia.

Kepala Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, Heron Tarigan mengatakan SLI Operasional 2020 yang dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan milik kelompok tani sawah bansa Jorong Bansa, sudah berlangsung sejak bulan Juni dengan menanam tanaman pangan berupa padi organik. Selain itu pada lahan percobaan tersebut juga dilengkapi alat ukur curah hujan (observatorium).

Dijelaskannya, tujuan kegiatan SLI itu selain memasyarakatkan program SLI itu kepada kelompok tani, juga diharapkan bisa meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petugas maupun petani mengenai cuaca /iklim, serta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memanfaatkan informasi iklim di wilayah kerjanya guna melakukan antisipasi dampak fenomena iklim ekstrim.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menurut Heron, tanaman padi tumbuh dan berkembang dengan baik, bahkan hasil produksi tanaman padi organik pada lahan percobaan itu sebesar 6,2 ton /ha padahal hasil tahun sebelumnya hanya 4,7 ton /ha  atau mengalami peningkatan produksi sekitar 32 persen.

Sementara Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar, Gunawan Wicaksono mengapresiasi hasil panen pilot projek dari Kelompok Tani Sawah Bangsa yang mampu meningkatkan hasil panen 1,5 ton padi atau meningkat 30 persen.

Selain itu masa panen nya juga lebih cepat dari yang diperkirakan, sebab awalnya panen  diperkirakan akhir bulan, namun dengan pemeliharaan baik akhirnya padi tersebut dapat lebih cepat dipanen, “ini salah satu keunggulan lainya,”ujar Gunawan.

Hasil padi organik itu jelasnya, pasti dicari banyak orang karena untuk kesehatan dan harga jualnya pasti lebih bagus dari pada padi non organik.

Ketua Kelompok Tani Sawah Bangsa, Riza Yendra mengatakan, setelah mendapat pelatihan maka pengetahuan petani semakin meningkatkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

“Alhamdulillah, selama ini padi organik sangat diminati oleh masyarakat di luar provinsi. Kebutuhan untuk luar kota sangat besar. Pembeli beras organik di Riau meminta 5 ton. Kadang kami kewalahan memenuhi permintaan itu,” ungkapnya.

 

#Ryan

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.