Latest Post

PADANG (RangkiangNagari) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Jhon Wempi Watipo secara resmi menyerahkan kode wilayah administrasi pemerintahan desa kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang berasal dari hasil pengusulan penataan (pemekaran) nagari pada 3 pemerintahan kabupaten di Provinsi Sumatera Barat.

Penyerahan kode ini diterima oleh Gubernur Sumatera Barat yang diwaliki Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Doni Rahmat Samulo, S.STP, M.Si, yang digelar di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2022).
“Alhamdulillah pada hari ini kami atas nama Gubernur menerima 47 kode wilayah administrasi pemerintahan nagari yang diserahkan langsung oleh Bapak Wakil Menteri Dalam Negeri,” ucap Doni.

Sebanyak 47 kode pemerintahan nagari itu berasal dari pengusulan penataan dari 3 kabupaten yaitu 25 kode untuk Pemkab Pasaman, 10 kode untuk Pemkab Agam, dan 12 Kode untuk Pemkab Pasaman Barat. Sumbar merupakan provinsi penerima kode nagari terbanyak dari 119 kode nagari baru se-Indonesia yang diserahkan oleh Wamendagri hari ini.

Selama kurun waktu tahun 2022, Provinsi Sumatera Barat telah menerima total 106 kode wilayah desa/nagari baru, dimana sebelumnya pada tanggal 11 Agustus 2022 telah diserahkan juga sebanyak 59 kode nagari untuk Pemkab. Pasaman Barat. Keseluruhan nagari/desa yang ada di Provinsi Sumatera Barat saat ini telah menjadi 1.035 nagari yang tersebar di 12 kabupaten dan 2 kota.

Lebih lanjut, Doni menegaskan dengan penambahan pemerintahan nagari baru ini, akan membuka ribuan lapangan pekerjaan baru dan mendongkrak perekonomian Sumbar.

“Dari 106 Nagari baru, jika saja per nagari itu akan diserap 15 orang untuk jadi wali nagari dan perangkatnya, maka akan ada 1.590 orang yang mendapatkan lapangan kerja. Diperkirakan masing-masing nagari akan mendapatkan Rp800 juta dana desa dari pusat, maka ada Rp84,8 miliar dana pusat akan masuk ke Sumbar melalui nagari baru,” ungkap Doni.

Selain itu, diharapkan dapat lebih mendekatkan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat, mempercepat, serta lebih meratakan pembangunan daerah sampai ke daerah-daerah terdepan, yaitu nagari.  Diharapkan  juga dengan hadirnya nagari baru ini, para pemuda dan pemudi di Sumatera Barat yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk dapat bergabung dan berperan aktif secara langsung dalam pemerintahan nagari yang baru diresmikan, apakah dalam posisi sebagai wali nagari, ataupun perangkat nagari nantinya.

Sementara itu, Pemerintah Pusat meminta kepada Pemprov. Sumbar dan Pemkab. yang mengusulkan penataan pemerintahan nagari, agar berkomitmen untuk dapat menjaga kesatuan masyarakat adat yang telah ada, jangan sampai pemekaran nagari kontra produktif dengan tatanan sosial kemasyarakatan. Lebih lanjut, Kabiro Pemerintahan Doni Rahmat menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

“Kami atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengucapkan terima kasih yang tiada hingga kepada Bapak Menteri Dalam Negeri, Bapak/ibu Anggota DPR RI yang ikut proaktif mendorong percepatan, seluruh unsur Tim Penataan Desa Tingkat Pusat, Tim Penataan Nagari/Desa Prov. Sumbar, dan Tim Penataan Nagari kab. Pasaman, Kab. Agam dan Kab. Pasaman Barat, yang telah bekerja keras dalam pelaksanaan seluruh proses penataan nagari ini dari awal sampai dengan penyerahan kode wilayah,” sebutnya.

Pelaksanaan penyerahan kode wilayah ini juga turut dihadiri oleh Bupati Agam, Bupati Pasaman Barat dan Sekdakab. Agam, serta perwakilan tim penataan nagari dari masing-masing kabupaten.

 

#Rn

PADANG (RangkiangNagari) – Musprov Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadi) Indonesia Arsjad Rasjid meminta semua pengurus Kadin Sumbar bersanding dan Bergotong royong untuk menciptakan ekonomi Sumbar yang kuat.

Pesan itu disampaikannya menyikapi usainya Musyawarah Provinsi Kadin Sumbar. Dengan itu diharapkan tidak ada lagi kisruh dalam tubuh Kadin Sumbar. Semuanya bahu membahu.
“Tidak ada yang kalah semua pemenang.
Bertanding untuk bersanding, nilai- nilai gotong royong kesatuan dan persatuan,”sebut Arsjad dihubungi, Selasa (27/9/2022).

Dikatakannya, tujuan membangun kebersamaan dan gotong royong adalah bagaimana menciptakan ekonomi Sumbar dan Indonesia yang kuat. Agar memastikan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Bagaimana bersama-sama memikirkan pembangunan perekonomian Sumbar, Indonesia umumnya. Karena yang kita perlukan sekarang ada membangkitkan perekonomian bangsa yang baru saja dihantam pandemi covid-19,”ujarnya.

Sebelumnya, Kadin Sumbar baru saja usai menggelar Musprov di Basko Hotel. Pada pemilihan ketua, Dalam pemilihan itu Bucahri Bachter meraih 43 suara, kalahkan suara calon incumbent Ramal Saleh dengan suara 29. 


#Rn

PADANG (RangkiangNagari) – Ketua Tim Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Dr. Sri Setiawati, M.A, menyebut Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo memiliki potensi yang luar biasa untuk dijadikan sebagai Cagar Budaya dan warisan dunia dari Unesco.

Selain usianya sudah lebih dari satu abad, kedua bangunan tua di kawasan PT Semen Padang ini punya nilai sejarah yang luar biasa, termasuk teknologinya juga luar biasa pada masanya. Bahkan, semen yang diproduksi Pabrik Indarung I tidak hanya digunakan di Indonesia, tapi juga oleh negara-negara lain.
“Makanya target kami itu jadi warisan dunia, tidak hanya jadi bangunan Cagar Budaya,” kata Sri saat memimpin kunjungan TACB Sumbar dan TACB Kota Padang ke Pabrik Indarung I dalam rangka verifikasi dokumen Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo yang sebelumnya, diserahkan Tim Pendaftaran Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sebagai Cagar Budaya Kota, Sabtu (25/9/2022).

Verifikasi dokumen itu berlangsung selama 3 hari, yaitu 24-26 September 2022. Selain ke Pabrik Indarung I Tim TACB juga mengunjungi PLTA Rasak Bungo untuk memverifikasi semua bangunan dan peralatannya, termasuk fasilitas penunjang di PLTA tersebut, mulai dari hulu hingga ke hilir.

Menurut Sri, dari verifikasi yang dilakukan, kedua peninggalan sejarah sejak era Pemerintahan Hindia Belanda, PLTA Rasak Bungo dan Pabrik Indarung 1 masih otentik dan tentunya memiliki nilai di atas 50. Dan tentunya, sudah selayaknya Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo dijadikan sebagai Cagar Budaya.

“Meski niat (Cagar Budaya) suda lama, tapi ini harus disegerakan ke level nasional yang dilakukan secara paralel, hingga ke warisan dunia. Jika tidak, maka dikhawatirkan generasi yang akan datang tidak mengetahui bagaimana sejarah dari Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo,” ujarnya.

Makanya, kata Sri melanjutkan, penetapan Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sebagai Cagar Budaya Kota harus segera dilakukan secepat mungkin, sehingga TACB Provinsi Sumbar bisa melakukan pemeringkatan untuk diusulkan ke nasional. Dan setelahnya, baru lanjut ke warisan dunia dari Unesco.

“Memang untuk dijadikan sebagai warisan dunia butuh proses yang panjang seperti mengumpulkan sebanyak-banyaknya dokumen tentang Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo. Makanya, dibutuhkan komitmen bersama. Dan kami pun apresiasi PT Semen Padang yang supporting dalam hal ini,” kata ahli Antropologi Universitas Andalas ini.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang yang diiwakili Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman, Marshalleh Adzaz, yang turut ikut mendampingi TACB Provinsi Sumbar dan Kota Padang menyebut bahwa upaya menjadikan Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sebagai Cagar Budaya Kota ini, sejalan dengan program Pemko Padang dalam pengembangan potensi cagar budaya di dearah timur Kota Padang.

Salah satunya, Pabrik Indarung I yang didirikan Belanda pada tahun 1910 yang dulunya bernama NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij atau NIPCM, dan PLTA Rasak Bungo pada 1908 yang menjadi satu-satunya sumber energi listrik yang digunakannya untuk membangun Pabrik Indarung I.

“Jadi, Padang itu dikenal tidak hanya sebagai daerah pesisir pantai, tapi banyak lagi potensi yang ada. Makanya ini perlu dikembangkan. Kalau seandainya Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo ditetapkan sebagai Cagar Budaya, maka ini menjadi pelengkap koleksi khasanah bangsa di Kota Padang dan tentunya ini bisa dijadikan sebagai pilihan untuk wisata,” katanya.

Jika dijadikan sebagai pilihan wisata, sebut Adzaz, pihaknya juga akan mengusulkan adanya museum kawasan di Pabrik Indarung 1 ini, supaya keberadaan museum tersebut bisa menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk bisa mengetahui bagaimana proses pembuatan semen di pabrik Indarung 1 ini.

“Artinya, kita akan bisa mengungkit kembali kearifan lokal dan hasil karya tahun-tahun sebelumnya, seperti bangunan-bangunan tua di pesisir pantai yang dulunya dibangun menggunakan semen dari Pabrik Indarung I ini. Jadi, akan ada loncatan yang luar biasa nantinya,” ujar Adzaz.

Sementara itu, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan Pabrik Indarung I yang didukung PLTA Rasak Bungo adalah pabrik semen tertua di Indonesia dan Asia Tenggara. “Tentunya, keberadaan Pabrik Indarung I ini merupakan tonggak sejarah perubahan bangunan beton di Indonesia, maupun Asia Tenggara,” katanya.

Anita menyebut jika sudah menjadi Cagar Budaya, maka PT Semen Padang bersama pihak terkait lainnya akan melakukan revitalisasi terhadap Pabrik Indarung I. “Kami sudah menyiapkan draft konsepnya dan juga akan bekerjasama dengan konsultan untuk revitalisasinya,” ujar Anita.

 

#Rn

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.