Latest Post

Payakumbuh (RangkiangNagari) - Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta, didampingi Wakil Wali Kota Elzadaswarman, resmi menutup gelaran Walikota Cup I Basketball Competition 2025 di GOR Nan Ampek, Tanjung Pauh, Rabu (26/11/2025).

Penutupan berlangsung meriah, terutama saat final putra SMA yang mempertemukan SMA Negeri 1 Payakumbuh dan SMA  ICBS. Pertandingan berjalan ketat sejak tip-off, ditambah riuh sorakan suporter kedua sekolah yang menampilkan yel-yel kreatif dan parade kreo untuk membakar semangat para pemain di lapangan. Laga berakhir dengan skor 49–59 untuk kemenangan SMA ICBS.

Tidak hanya sektor pelajar, kategori antarinstansi juga berlangsung ketat. Bhayangkara Polres Payakumbuh keluar sebagai juara pertama, sementara Korpri Paliko harus puas di posisi kedua.

Berikut daftar juara lengkap Walikota Cup I Basketball Competition 2025:

Kategori SMP Putri
SMP Fidelis Payakumbuh
SMP Negeri 1 Payakumbuh
SMP Negeri 2 Payakumbuh

Kategori SMP Putra
SMP Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh
SMP ICBS Payakumbuh
SMP Fidelis Payakumbuh

Kategori SMA Putri
SMA Negeri 3 Payakumbuh
SMA Negeri 1 Payakumbuh

Kategori SMA Putra
SMA ICBS Payakumbuh
SMA Negeri 1 Payakumbuh
SMA Negeri 3 Payakumbuh

Dalam sambutannya, Walikota Zulmaeta menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan dalam terselenggaranya turnamen perdana ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan berlangsungnya kejuaraan bukan hanya diukur dari hasil pertandingan, tetapi dari semangat kebersamaan dan sportivitas yang tercipta.

“Pemerintah Kota memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada panitia pelaksana, para wasit, pelatih, atlet, serta seluruh pihak yang telah bekerja keras sehingga turnamen ini berjalan dengan baik, tertib, dan lancar. Terima kasih juga kepada masyarakat dan pendukung olahraga yang setia memberikan semangat selama kegiatan,” tegasnya.

Zulmaeta menilai final tahun ini menjadi puncak kompetisi yang diwarnai performa terbaik para atlet dengan kualitas permainan yang membanggakan dan hiburan positif bagi penonton. Ia menekankan bahwa kompetisi bukan sekadar wadah perebutan gelar, tetapi juga media pembinaan karakter generasi muda melalui nilai disiplin, kerja tim, ketangguhan mental, dan sikap saling menghormati.

Pemerintah Kota, lanjutnya, berkomitmen untuk terus mendukung pembinaan olahraga di Payakumbuh melalui peningkatan fasilitas, penyelenggaraan kompetisi, dan pengembangan prestasi. Ia berharap, turnamen ini dapat melahirkan talenta berbakat yang mampu mengharumkan nama Payakumbuh pada level provinsi, nasional, hingga internasional.

“Selamat kepada tim yang meraih juara. Jadikan kemenangan ini motivasi untuk terus berkembang. Bagi tim yang belum berhasil, jangan berkecil hati. Kalian telah menunjukkan performa terbaik dan tetap memiliki potensi besar untuk berprestasi pada kesempatan berikutnya,” ujar Walikota.

Pada kesempatan yang sama, Perbasi Payakumbuh menyerahkan penghargaan dan pelepasan tim POPNAS ke-17 Sumbar yang akan bertanding di Jakarta. Kontingen terdiri atas satu pelatih dan empat atlet putri yang seluruhnya berasal dari SMA 1, SMA 3, dan SMA 4 Payakumbuh. Selain itu, diberikan penghargaan untuk legenda basket Payakumbuh Usmal Zainal, atlet pertama dari kota ini yang memperkuat Sumbar pada PON 1996, serta mantan pelatih K. Saruli, putra asli Payakumbuh yang membawa Sumbar lolos pertama kali di cabang basketball pada PON 1996.

Penutupan turnamen turut dihadiri Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, KONI, Ketua Perbasi, para wasit, pelatih, atlet, serta masyarakat yang memadati tribun GOR Nan Ampek.

Turnamen ditutup dengan harapan besar agar kerja sama, semangat sportivitas, dan gairah perkembangan olahraga di Kota Payakumbuh terus berlanjut pada berbagai agenda berikutnya.

 

#Rn

Payakumbuh (RangkiangNagari) - Wali Kota Payakumbuh, Zulmaeta, mengukuhkan pengurus Ikatan Keluarga Agam Bukittinggi (IKAB) Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota periode 2025–2030 di GOR M. Yamin Kubu Gadang, Rabu (26/11/2025).

Kepengurusan baru dipimpin oleh Kepala Dinas PUPR Kota Payakumbuh, Muslim, didampingi Sekretaris Zuhri Amal serta Bendahara Zul Hendra.

Prosesi pengukuhan turut disaksikan Bupati Limapuluh Kota, unsur Forkopimda, Sekretaris Daerah Kota Payakumbuh, pimpinan DPRD, serta tokoh masyarakat Agam dan Bukittinggi yang berdomisili di Luak Limopuluah.

Dalam prosesi tersebut, Wali Kota Zulmaeta menyerahkan bendera Pataka IKAB kepada Muslim sebagai simbol mandat dan amanah organisasi. Penandatanganan berita acara pengukuhan menjadi tanda dimulainya tugas kepengurusan periode baru.

Wali Kota Zulmaeta menyampaikan apresiasi atas komitmen pengurus dan anggota IKAB yang kembali mengaktifkan organisasi tersebut. Menurutnya, IKAB adalah bagian dari sejarah dan pembangunan Kota Payakumbuh.

“Warga Agam dan Bukittinggi telah hadir sejak masa awal perkembangan Payakumbuh. Mereka berperan sebagai pedagang, aparatur pemerintah, dan tokoh masyarakat. Surau Dagang, Surau Sianok, Surau Koto Tuo hingga Surau Ampek Angkek merupakan bukti kontribusi perantau,” kata Wako Zulmaeta.

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Payakumbuh membuka ruang seluas-luasnya untuk berkolaborasi dengan IKAB dalam berbagai program sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan.

“Kami mengapresiasi keberanian dan rasa tanggung jawab warga IKAB untuk bangkit kembali. Pemerintah siap mendukung dan bekerjasama demi kemajuan Payakumbuh dan Luak Limopuluah,” ucapnya.

Ketua IKAB periode sebelumnya, Indra Makmur, juga menyampaikan apresiasi atas silaturahmi yang kembali terbangun.

“Kami menyambut baik pengurus baru. Semoga IKAB semakin maju dan mampu memenuhi harapan perantau Agam dan Bukittinggi di Luak Limopuluah,” ujarnya.

Ketua IKAB periode 2025–2030, Muslim, menegaskan bahwa ke depan IKAB harus menjadi wadah yang aktif dan produktif.

“Beberapa waktu lalu IKAB sempat vakum. Banyak kegiatan terhenti dan komunikasi antarsesama anggota melemah. Hari ini kita akan mulai untuk menata ulang organisasi dan memperkuat hubungan antarsesama perantau,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa IKAB bukan sekadar organisasi seremoni, tetapi tempat berkumpul, bertukar informasi, serta menggerakkan program sosial seperti bantuan pendidikan, kegiatan kemasyarakatan, dan penguatan silaturahmi.

“IKAB adalah rumah besar kita. Kita ingin menghadirkan manfaat nyata bagi anggota, perantauan, dan kampung halaman,” terangnya.

Pengukuhan pengurus IKAB juga dimeriahkan dengan penampilan seni seperti pantomim dan pembacaan puisi dari generasi muda, yang menambah kekhidmatan dan kehangatan acara tersebut.

 

#Rn

Payakumbuh (RangkiangNagari) – Aula Ngalau Indah Balai Kota Payakumbuh siang itu tampak seperti ruang tumbuh kreativitas baru.

Di ruang yang biasanya dipenuhi agenda rutin pemerintahan, hari itu suasananya berbeda, meja panjang berisi alat peraga inovasi, hingga pajangan dari produk hasil daur ulang.

Di balik deretan itu, ada kegelisahan, harapan, sekaligus keyakinan bahwa masa depan sebuah kota bisa berubah hanya lewat sebuah ide kecil.

Seperi halnya, kota kecil di jantung Sumatera Barat ini mampu membangun dirinya melalui keberanian mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Wali Kota Payakumbuh, Zulmaeta, berdiri di atas panggung Anugerah Inovasi Kota Payakumbuh 2025 dengan ekspresi yang tenang.

Namun, dari penyampaian beliau memperlihatkan urgensi yang jelas, perubahan sudah ada di depan mata, dan pemerintah tidak boleh lambat merespons.

“Laju inovasi sudah mengubah cara kita bekerja, berinteraksi, dan hidup. Pemerintah tidak bisa lagi memakai cara lama,” kata Wako Zulmaeta, Rabu (26/11/2025).

Di antara hadirin, beberapa kepala OPD tampak saling berpandangan, seolah menyadari bahwa pesan itu bukan hanya pernyataan seremoni. Itu peringatan.
Zulmaeta tidak menempatkan inovasi sebagai jargon yang indah untuk dipajang dalam laporan tahunan.

Baginya, inovasi adalah soal kepekaan, kemampuan menangkap persoalan yang dirasakan masyarakat sebelum masalah itu menjadi besar.

Ia menyebut contoh sederhana: antrean layanan kependudukan yang dulu mengular karena banyak warga tidak memahami prosedur.

“Kalau kita peka, kita tahu di mana hambatannya,” katanya.

Dari kepekaan itu lahirlah inovasi Disdukcapil yang hari itu juga menerima penghargaan sebagai OPD terinovasi.

Dalam narasi Zulmaeta yang mengalir, jelas terlihat bahwa Payakumbuh tidak sedang berbicara tentang inovasi sebagai teknologi mahal atau sistem rumit. Kota ini sedang belajar mengubah cara berpikirnya.

Salah satu hambatan terbesar dalam mendorong kemajuan daerah saat ini bukanlah kurangnya teknologi, melainkan kebiasaan aparatur yang masih nyaman dengan pola kerja lama.

“Zona nyaman itu musuh terbesar kita, pemerintah tidak bisa lagi berjalan dengan ritme yang sama seperti lima atau sepuluh tahun lalu,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa inovasi bukan sekadar wacana, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab yang melekat pada setiap aparatur.

“Kalau kita ingin Payakumbuh bergerak maju, maka kita semua harus siap bergerak terlebih dahulu. Tidak ada lagi ruang untuk bertahan di zona nyaman. Yang mau maju pasti berubah. Yang tidak berubah akan tertinggal,” terangnya.

Kepala Bappeda Kota Payakumbuh, Syafwal, ikut menegaskan perspektif yang sama.

Ia mengakui bahwa inovasi hari ini menjadi alat ukur penting bagi pemerintah daerah. Namun lebih dari itu, inovasi telah menjadi “bahasa baru” bagi birokrasi.

“Organisasi kita punya banyak talenta kreatif. Tugas kita menggali mereka dan memberi ruang tumbuh,” ujarnya.

Ia mengibaratkan inovasi sebagai air yang harus menemukan jalannya. Bila pemerintah membuka ruang, memberi udara, dan memastikan tidak ada hambatan, maka ide-ide baru akan tumbuh dari mana saja.

Seperti Khalid Zamri, Lurah Koto Tangah dengan peta digital wilayahnya. Ia bukan programmer. Tapi rasa ingin tahunya menuntunnya membuat inovasi Peta Digital Koto Tangah, atau PeDKT, hingga akhirnya menjadi inovasi yang diapresiasi.

Di sebuah kota yang sedang belajar berlari, itu adalah contoh bahwa inovasi tidak selalu muncul dari ruang rapat, tapi dari keingintahuan dan keberanian bereksperimen.
Penerima penghargaan lain tidak kalah menarik. SDN 61 Payakumbuh menjadi sekolah dasar terinovasi. SMPN 1 Payakumbuh kembali menunjukkan tradisi kreatifnya. Puskesmas Lampasi Tigo Nagori mendapat apresiasi atas pelayanan adaptifnya.

Jika dilihat sekilas, daftar itu tampak seperti daftar penghargaan biasa. Namun di baliknya ada cerita yang lebih besar, bahwa setiap ujung kota kini menjadi laboratorium kecil perubahan.

Di balik penganugerahan, ada kerja panjang yang tidak terlihat, mulai dari pendampingan, uji coba lapangan, pelatihan, hingga diskusi lintas perangkat daerah.

Bappeda merangkai semuanya dalam satu kerangka besar, menciptakan budaya inovasi.

Namun Syafwal sadar bahwa menciptakan budaya bukan pekerjaan sehari. Ia pekerjaan yang dilakukan perlahan, tapi konsisten.

“Kita ingin inovasi ini tidak berhenti di acara. Ia harus menjadi kebiasaan,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Penyelenggara Fasilitasi Inovasi Robby Hafanos menyampaikan, kegiatan ini selain penghargaan, misi utamanya adalah sebagai wadah penjaringan inovasi bagi perangkat daerah, ASN dan masyarakat dalam mengeksplorasi kreativitas inovasinya.

“Semoga semakin banyak lahir inovator-inovator hebat di Kota tercinta ini,” tutupnya.

Payakumbuh, kota yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai kota kecil dengan ritme yang tenang, kini memasuki fase baru. Ia menaruh taruhannya pada inovasi.

Zulmaeta menutup acara dengan satu kalimat yang tak hanya terdengar sebagai motivasi, tetapi sebagai kompas masa depan.

“Jangan takut berinovasi. Dengan keberanian mencoba, kita sedang membentuk masa depan Payakumbuh,” ucapnya.

“Karena di Payakumbuh, inovasi bukan lagi kata. Ia sudah menjadi gerak,” pungkasnya.

Kegiatan itu juga dihadiri Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman, Sekda Rida Ananda, asisten, Kepala OPD, nominator, inovator dan undangan lainnya.

 

#Rn

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.