Demo di KPU Sumbar, Mahasiswa Desak Asuransi Bagi Petugas KPPS

PADANG (RangkiangNagari) – Diskusi alot terjadi antara para wakil mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM Sumbar dan Komisioner KPU Sumbar Gabril Daulay terkait tidak adanya asuransi jiwa terhadap petugas pemilu yang mengalamai sakit, kecelakaan hingga meninggal dunia sepanjang pelaksanaan Pemilu 2019.

Hal tersebut terjadi saat ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Sumbar melakukan aksi unjukrasa yang membawa keranda serta replika mayat di depan kantor KPU Sumbar, Jalan Pramuka, Kota Padang. Kamis (25/4).

Perwakilan mahasiswa, Indra Kurniawan dalam orasinya menyampaikan tuntutan bahwa KPU harus bertanggung jawab atas kondisi yang dialami petugas sepanjang berlangsungnya pesta demokrasi 2019.
“Kita sangat prihatin terhadap kondisi yang dialami petugas demi suksesnya pemilu, banyak yang sakit akibat kelelahan dan ada pula yang sampai meninggal dunia. Ini tanggung jawab siapa? kalau bukan tanggung jawab KPU,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Komisioner KPU Sumbar Gabril Daulay mengakui bahwa hingga saat ini memang belum ada asuransi bagi petugas pemilu karena keputusan tersebut tak kunjung diketuk palu di Senayan.

“Pada dasarnya petugas pemilu yang kita rekrut adalah relawan yang bersedia membantu kesuksesan pesta demokrasi. Kendati demikian KPU sebagai pelaksana telah sejak lama mengusulkan terkait pemberian asuransi, namun hingga saat ini keputusan itu belum ada disahkan di Senayan,” katanya.

Ditambahkan Gabriel menyikapi kondisi yang saat ini terjadi, KPU secara menasional telah melakukan penggalangan dana untuk santunan kepada petugas yang sakit dan meninggal dunia. “Kami juga sangat peduli karena mereka adalah teman dan sahabat kami. Tudak mungkin kami berlepas tangan pula. Pemberian santunan sudah dibahas oleh KPU RI,” ungkapnya.

Penyampaian aspirasi mahasiswa berlajut dengan adu mulut dan argumen hingga akhirnya diselesaikan dengan cara tuntutan mahasiswa ditandatangani oleh Gabril.

Diskusi alot terus berlanjut saat mahasiswa yang mengatasnamakan BEM Sumbar mendesak KPU Sumbar untuk menyelesaikan segala permasalahan pemilu yang ada di Provinsi ini.

Mahasiswa juga menuntut KPU untuk memberikan klasifikasi kepada publik, terkait penghitungan suara melalui konferensi pers. Salah satu poin tuntutan, mahasiswa mendesak KPU Sumbar bekerja secara profesional dalam rekapitulasi suara dengan asas Luberjurdil dan memecat petugas penyelenggara pemilu yang melakukan kecurangan.

Terkait tuntutan mendesak KPU RI untuk memberikan tunjangan atau santunan terhadap petugas penyelenggaraan pemilu yang sakit dan meninggal, mereka memberikan waktu selama 10 hari untuk KPU Sumbar melaksanakan tuntutan mereka.

Tuntutan itu mereka tuliskan ke dalam buku yang ditandatangani oleh Komisioner KPU Sumbar disaksikan empat presiden mahasiswa dan juga pihak kepolisian. Aksi penyampaian aspirasi pemilu itu berlangsung sejak pukul 13.00 Wib hingga pukul 15.45 WIB. 

#Ryan
Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.