Membangun Kebersamaan Ditengah Kesedihan Akibat Pandemi Covid-19

PADANG (RangkiangNagari) – Kampus Universitas Negeri Padang (UNP), Minggu (21/6/2020) tampak lengang. Jalanan di depan kampus itu juga sepi. Hanya satu dua kendaraan yang melintas di jalan protokol tersebut.

Memasuki kawasan kampus, juga tak nampak aktivitas yang berarti. Mendekati gedung auditorium tampak sebuah tulisan di spanduk yang besar bertuliskan “Selamat dan Sukses Wisudawan/ti Universitas Negeri Padang Wisuda Daring periode 119 dan orasi Ilmiah Dr (HC) Megawati Soekarnoputri dengan Tema “Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Solidaritas Kebangsaan Menghadapi Pandemi Covid-19 Program Doktor, Magister, Sarjana dan Diploma”.Sesuai judulnya wisuda daring (dalam jaringan), maka memang tak ada aktivitas wisuda seperti sebelumnya. Tak ada keluarga wisudawan yang bergerombol di halaman auditorium atau pedagang musiman yang menjual bunga, boneka atau makanan di halaman gedung megah itu. Sepi saja.

Tapi di sudut gedung, ada beberapa orang memakai baju wisuda lengkap dengan toga. Mereka duduk-duduk saja, bercengkrama. Satu kelompok lagi, tampak memandangi handphone, menyaksikan layar tanpa berkedip.
Mereka adalah lulusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNP. “Ada sekitar 10 orang yang datang ke sini,” kata salah seorang lulusan Muhammad Irsyad kepada Singgalang yang menanyainya.

Mereka mengaku bahagia telah berhasil menuntaskan pendidikan strata satu di kampus ini. Tapi di sisi hati yang lain, ada sedih yang membuncah. Harapan memakai toga dan wisuda disaksikan orang tua hanya tinggal kenangan saja. Pandemi Covid-19 telah membuyarkan harapan itu. “Sedih, tapi gimana lagi,” kata Irsyad agak sedikit terbata.

Lalu mengapa mereka hadir di sekitar auditorium di tengah imbauan mengikuti prosesi wisuda di kediaman masing-masing bersama orang tua mereka? Menurut Irsyad yang asal Maninjau itu, kehadiran mereka di sana, demi berbagi kebersamaan dengan rekan-rekan mereka yang tak bisa pulang ke kampung. Seperti diketahui, mahasiswa UNP tak hanya asal Sumbar, tapi juga berasal dari berbagai provinsi lain di Indonesia. “Ada teman kami dari Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Mereka tidak bisa pulang, makanya kami sepakat ikut wisuda di sini,” cerita Irsyad.

Irsyad sendiri sudah meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk ikut tidak pulang kampung dan memilih menemani rekan-rekannya tersebut. “Orang tua kami sudah tahu, saya sudah minta izin,” sambungnya lagi.
Hal senada juga disampaikan Okta Wulandari dan Anggun Tri Rahayu. Dia tidak bisa pulang, karena asal dari Jambi dan Palembang. Supaya terasa bak wisuda sesungguhnya, kedua gadis manis ini juga berdandan cantik layaknya prosesi wisuda tatap muka. “Dandan di salon juga,” jawabnya.

Meski tak ada pemindahan jambul toga oleh rektor secara langsung, dia tak ingin semakin sedih. Makanya, dia juga berdandan ke salon, sehingga bisa tampil cantik. “Cewek anak olahraga jarang dandan, kalau sekali dandan, ternyata cantik juga,” kata rekan-rekan laki-lakinya disambut tawa berderai mereka.

Walau datang ke auditorium, mereka tetap tak bisa masuk ke dalam gedung. “Tak dibolehkan, Kak,” jawab mereka lagi.

Tapi mereka tetap puas, karena bisa melewati peristiwa penting itu bersama rekan-rekannya.

Begitulah! Wisuda periode 119 UNP ini memang berbeda dari sebelumnya. Itulah sejarah yang tertoreh karena adanya pandemi Covid-19. Tak ada pemindahan jambul toga, apalagi salam jabat tangan sebagai ucapan selamat dari rektor kepada para lulusan.

Yang sama hanya pidato rektor dan orasi ilmiah dari tokoh terkenal di Indonesia, seperti wisuda kali ini menghadirkan Presiden Kelima RI secara virtual.

Di dalam gedung auditorium, Rektor UNP, Prof. Ganefri membuka Rapat Wisuda didampingi Ketua Senat, Prof Z. Mawardi Effendi, MPd. Dia juga berpidato layaknya wisuda tatap muka. Banyak pesan yang disampaikan, termasuk betapa dia sangat memahami perasaan para lulusan dan orang tua dengan tiadanya wisuda tatap muka. Namun rektor meminta mereka memahami, demi kesehatan bersama. Demi terhindar dari virus Corona. “Prosesi wisuda adalah peristiwa yang paling ditunggu, tapi demi mengantisipasi Covid-19, maka ini harus kita lakukan,” ujarnya.

Terlepas dari itu, rektor gembira dengan pencapaian kali ini, diantaranya dengan adanya 30 doktor yang diwisuda pada prosesi wisuda periode kedua pada 2020 ini. Secara total, ada 869 orang lulusan yang terdiri dari doktor, magister, sarjana dan diploma. Mereka diminta mengikuti prosesi wisuda di rumah masing-masing. Hadir secara virtual dalam aplikasi meeting yang sudah ditentukan. Para lulusan ada yang didampingi orang tua masing-masing tampak serius mengikuti prosesi wisuda virtual. Di auditorium, para pembawa acara berganti membacakan nama para lulusan. Semua berjalan lancar dan hanya ada ucapan selamat dari Rektor UNP, Prof Ganefri, PhD., di sela pidatonya kepada para lulusan dan orangtua masing-masing.

#Ryan
Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.