Tak Mau Jatuh ke Lubang yang Sama

PADANG (RangkiangNagari) – “Tak mau jatuh ke lubang yang sama.” Setidaknya ini pepatah yang dipakai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbar, Ir. Yosmeri, pasca terpapar Covid-19. Sejak saat itu dia selalu menolak dinas ke luar provinsi. Trauma dan tak ingin terpapar kembali.

Banyak perjalanan dinas yang dia tolak, mulai ke Jakarta, Bengkulu, Jambi dan provinsi lain. Ke Jakarta misalnya, dia harus studi banding sebagai syarat untuk membuat Perda Perlindungan Nelayan.Untuk membuat Perda tersebut instansinya harus melakukan studi banding ke tiga provinsi. Seperti Jambi, Bengkulu dan Jakarta. Namun studi banding itu tak pernah dihadirinya dan hanya diwakilkan kepada para kabid.“Saya masih trauma dan tidak ingin terpapar kembali. Cukup sekali saja saya merasakan bagaimana Covid-19 hinggap di tubuh ini,” kata Yosmeri, yang pernah menuangkan kisahnya ketika terpapar Covid-19 sekembali dinas ke Pekanbaru beberapa bulan lalu.

Kisah yang akhirnya viral di media sosial membuat dia tak ingin lagi terpapar virus menular tersebut.

“Jangan sampai saya yang dulu viral karena Coid-19, viral lagi dengan kasus yang sama. Tapi kalau dapat juga itu di luar kuasa saya. Yang jelas sekarang saya benar-benar ekstra hati-hati setiap kali keluar rumah, dinas ke luar daerah dan selalu mengingatkan siapa saja yang nampak tidak bermasker pasti akan saya tegur,” sebut Yosmeri.

Suatu kali, pasca terpapar dia makan di salah satu restoran ternama di Sumbar. Di sana tak satu pun karyawan restoran tersebut yang bermasker. Yosmeri pun menghubungi pemilik restoran itu. Satu minggu kemudian, terdengar kabar restoran itu ditutup karena karyawannya terpapar Covid-19.

Begitu juga di tempat orang menjual sate ternama di Padang Panjang. Sebagian karyawannya tidak bermasker. Yosmeri pun menyampaikan kepada pemilik agar karyawannya memakai masker.

Tidak hanya itu, di mana saja Yosmeri bertemu orang tak bermasker selalu diingatkannya. “Saya tahu betul arti penting memakai masker. Makanya saya selalu menegur orang yang tak bermasker. Di kantor saja, kalau ada yang tak bermasker, nampak saya langsung kocar kacir memakai masker,” ujarnya.

Terakhir, Yosmeri menghadiri rapat di kampung halamannya. Di sana masih ada keluarga dan warga setempat yang tidak bermasker. Dia pun kembali mengingatkan dan menceritakan perjalanannya terpapar Covid-19, bagaimana rasanya badan terpapar dan bagaimana rasanya diisolasi dan tak bisa berkomunikasi dengan keluar secara langsung.

“Untuk dinas dalam kota tetap saya jalani. Ini tanggung jawab saya melakukan pembinaan, edukasi ke masyarakat. Tapi tetap protokol kesehatan ketat,” katanya.

Saat ditanya soal masih adanya masyarakat Sumbar yang tidak percaya adanya Covid-19, dia pun mengatakan dirinya adalah bukti nyata adanya covid tersebut.

“Jangan sampai kita kena dulu atau keluarga yang kena baru percaya Covid-19 ada. Sudah banyak korbannya. Sudah banyak yang terpapar. Sudah banyak yang meninggal. Jangan ditambah lagi. Mari kita patuhi protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan ketika makan dan minum, mandi sekembali beraktivitas dari luar rumah,” ajaknya. 


#Ryan

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.