Dirjen Pendidikan Tinggi Luncurkan MBKM Unand

PADANG (RangkiangNagari) – Universitas Andalas meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Peluncuran dilakukan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam bersama Rektor Yuliandri, Senin (13/1).

Peluncuran dilakukan secara daring dan diikuti Gubernur Irwan Prayitno, Kapolda Irjen Toni Ermanto, Sestama BNPB, Harmensyah, Sekretaris Direktorat Jenderal PPMD Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Rosida Rahmawati, jajaran pimpinan Unand, akademisi dan mahasiswa, pejabat pemerintah kabupaten/kota, serta sejumlah walinagari dan kepala desa se-Sumatera Barat.Rektor Yuliandri mengemukakan, Universitas Andalas ingin mewujudkan nagari atau desa yang tangguh di Sumatera Barat maupun provinsi lain. Unand juga ingin menjadi bagian dalam sinergisitas dalam membangun desa. Lewat MBKM, Unand ingin mewujudkan nagari tageh, bukan hanya di sektor ekonomi, tapi juga bidang ekonomi, kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.“Kita mesti bahu-membahu dalam membangun desa dan membantu masyarakat,” katanya. Unand juga membuka kesempatan seluas-seluasnya dengan berbagai pihak dalam memberdayakan masyarakat di pedesaan.
Wakil Rektor I, Mansyurdin mengemukakan, sebetulnya program MBKM selama ini sudah berjalan melalui kuliah kerja nyata (KKN). Namun, dengan MBKM, mahasiswa berada selama enam bulan di nagari atau desa.
“Mahasiswa akan berada enam bulan di luar kampus. Bukan hanya di Sumbar, tapi juga terbuka peluang di provinsi lain. Konsepnya, MKBM lintas desa atau nagari dalam satu kecamatan dengan asal mahasiswa, sehingga mahasiswa tak terlalu berat biaya,” kata Mansyurdin.

Dikatakan Mansyurdin, ada tiga orientasi dalam pelaksanaan MBKM. Masing-masing, membangun nagari tageh, proyek kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Mahasiswa nantinya berperan sebagai pihak yang mengedukasi masyarakat. “Unand siap berkontribusi pada masalah yang ada di nagari atau desa,” katanya.

Dijelaskan Mansyurdin, mahasiswa di lapangan memberikan pendampingan maupun pemberdayaan pada masyarakat. Apalagi dalam masa pendemi sekarang, masyarakat perlu lebih diberikan pemahaman tentang upaya memutus rantai penyebaran virus corona. “Mahasiswa juga akan mengajak masyarakat untuk tangguh dan siap bila terjadi bencana alam,” katanya.

Dirjen Nizam menyambut baik konsep MBKM yang disusun Universitas Andalas. Dia mengemukakan, merdeka belajar dan kampus merdeka merupakan program yang mempersiapkan mahasiswa guna mengantisipasi masa depan. Tren apa yang akan terjadi pada masa depan tak bisa diprediksi. “Banyak sudah profesi yang hilang karena perubahan zaman lantaran teknologi menggantikan tenaga manusia. Mau tak mau, mahasiswa harus mengasah kompetensi masing-masing,” kata Nizam.

Guna mengasah kompetensi itu, lanjut Nizam, mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan diri. Kuliah tak lagi mengandalkan tatap muka dan penguasaan teori, tapi juga mesti melaksanakan praktik di lapangan. Dengan praktik, mahasiswa akan tahu tentang apa dan bagaimana kebutuhan di masa depan.

Nizam menyambut baik program MBKM yang akan dilaksanakan mahasiswa Universitas Andalas. Program itu sekaligus mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat. Dengan MBKM, masyarakat di nigari atau desa juga akan akrab dengan teknologi.

Dikatakan Nizam, mahasiswa maupun perguruan tinggi mesti mewujudkan nagari atau desa cerdas. “Masyarakat harus melek dengan sumber daya digital dan mahasiswa wajib memperkenalkan kemajuan zaman itu pada masyarakat,” kata Nizam.

Dikatakan Nizam, perguruan tinggi punya berpeluang bekerja sama dengan pemain digital global, seperti Google, maupun startup besar lainnya. Dengan terjunnya kalangan perguruan tinggi ke masyarakat, maka persoalan lapangan dibawa ke kampus dan hasil riset dibawa ke masyarakat. “Dengan demikian, kehadiran perguruan tinggi dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Nizam.

Menurut Nizam, dengan KKN tematik diharapkan perguruan tinggi bisa memperkuat badan usaha desa, memperkuat lumbungan pangan dan lain sebagainya. “Pembangunan di desa memang harus dikeroyok dan perguruan tinggi mesti memiliki peran yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata dia.

Dikatakan Nizam, MKBM di nagari atau desa sekaligus gotong royong mewujudkan Indonesia maju melalui proyek nyata dari mahasiswa. “Mahasiswa bisa mengeksplorasi potensi yang dimiliki desa atau nagari,” ujar Nizam.

Rosida Rahmawati mengemukakan, membangun desa dan pembangunan desa memang memerlukan pendampingan dari berbagai pihak. Desa atau nagari tak boleh dibiarkan berjalan sendiri, perlu pendampingan agar tata kelola berjalan dengan baik. “Pemerintah menginginkan pembangunan yang partisipatif di pedesaan dengan melibatkan berbagai pihak,” kata dia.

Rosida menyambut baik MBKM yang diluncurkan Universitas Andalas. Dengan demikian, terbuka peluang kerjasama dalam penyusunan rencana pembangunan nagari atau desa, pendampingan tata Kelola dana desa dan lain sebagainya. “Peran perguruan tinggi diperlukan dalam membangun desa,” kata Rosida.

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Harmensyah terkesan dengan MKBM Unand yang ingin mewujudkan nagari tageh bencana. Menurut dia, semua potensi bencana alam ada di Sumatera Barat. Mulai dari letusan gunung api, gempa, tsunami, longsor dan lain sebagainya mengancam masyarakat.

Harmensyah menyebut, terwujudnya masyarakat yang tangguh bencana yang merupakan salah satu tujuan MBKM, parut diapresiasi. Sebab, dampak bencana harus ditekan sekecil mungkin. “Bencana tak bisa diprediksi, ketika sudah terjadi, masyarakat kita siap menghadapi keadaan terburuk sekalipun,” katanya.

Dijelaskan Harmensyah, edukasilah masyarakat nagari agar membuat rumah yang sesuai dengan standar ramah gempa. Mahasiswa di lapangan bisa menjelaskan besi yang aman, termasuk juga dalam ukuran tiang. “Ini merupakan contoh yang nantinya bisa diterapkan mahasiswa Unand yang ikuti MBKM,” katanya.

Dia menyebutkan, dengan membangun rumah yang ramah gempa, risiko tertimpa yang akan dialami penghuninya menjadi kecil, karena struktur bangunan kokoh. “Kalau gempa, masyarakat tinggal lari, sehingga kemungkinan jatuhnya korban jiwa bisa dihindari,” kata Harmensyah.

Dikatakan, perguruan tinggi menjadi kawah candradimuka dalam melakukan penelitian tentang kebencanaan maupun pengembangan teknologi terapan. Dengan KKN tematik, kata Harmensyah, mahasiswa perlu mengajak masyarakat untuk menjaga alam. Bila alam dijaga, maka alam akan menjaga masyarakat. “Hutan jangan digunduli. Kalau resapan air habis, maka habis pula kita,” kata Harmensyah.

Dijelaskannya, kalangan mahasiswa punya pengaruh di masyarakat. Apalagi dalam masa pendemi sekarang, edukasi pada masyarakat semakin diperlukan, karena wabah corona belum ada tanda akan mereda.
Siap mendukung.

Dukungan bagi Unand yang akan melaksanakan MBKM dengan membentuk nagari tageh dikemukakan Gubernur Irwan Prayitno dan Kapolda Irjen Toni Erwanto. Menurut Irwan, MBKM merupakan aktualisasi dalam mencetak mahasiswa berkualitas dan siap untuk bekerja.

“Dengan MBKM, ilmu dan teori diterapkan mahasiswa di lapangan secara bersamaan,” kata dia, seraya menambahkan, dengan MBKM mahasiswa jadi kreatif dan inovatif lantaran perkuliahan tak lagi identik dengan tatap muka.

Dijelaskan Irwan, harus diakui, banyak sarjana jadi pengangguran karena hanya menguasai teori, namun minim dengan praktik. “MKBM merupakan sebuah paradigma baru yang dijalankan Unand. Perkuliahan diarahkan untuk membentuk nagari tageh merupakan modal untuk menghadapi dunia kerja,” kata Irwan.

Gubernur menegaskan, pemerintah provinsi mendukung MBKM dan nagari tageh yang akan diwujudkan Universitas Andalas. “Lagipula, Unand sudah memberikan kontribusi luar biasa dalam penanggulangan wabah Covid-19 di Sumatera Barat,” kata Irwan.

Dukungan serupa dikemukakan Kapolda Toni Erwanto. Menurut dia, polri sudah membentuk kampung tangguh di seluruh Indonesia. Sementara di Sumatera Barat dinamai dengan Kampung Tangguh Rumah Gadang.

Kampung tangguh itu sudah terbentuk di 190 nagari atau desa dari 1.160 nagari di Sumatera Barat. Kapolda mengemukakan, kampung tangguh itu sejalan dengan nagari tageh yang digagas Universitas Andalas. Jajaran kepolisian menginginkan nagari tageh dalam bidang pangan, keamanan, sosial, ekonomi dan pendidikan. “Kami siap bergandengan tangan dengan Unand.

 

#Ryan

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.