Indonesa Patikan Bawa Gelar Ganda Putra di All England 2022

JAKARTA (RangkiangNagari) – Indonesia memastikan gelar juara All England 2022, setelah final ganda putra diisi oleh Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.

Terakhir kali terjadi all Indonesian final adalah pada perhelatan All England 2001, saat Tony Gunawan/Halim Heryanto bertemu Sigit Budiarto/Candra Wijaya.
Hendra/Ahsan mengantongi tiket final, setelah di babak empat besar menekuk pasangan China, He Ji Ting/Tan Qiang, 21-16 14-21 21-13.

Pasangan berjuluk The Daddies ini mengatakan, kemenangan atas pemain China tak lepas dari penerapan strategi yang tepat.

“Di gim pertama kami menang angin, sehingga harus lebih banyak menyerang untuk menekan lawan,” kata Hendra kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo, di arena pertandingan di Birmingham, Minggu (20/03) dini hari.

Kekalahan di gim kedua antara lain dipicu oleh Ahsan yang mengalami sakit di kedua betisnya. “Makanya gerakannya menjadi lebih lambat tadi,” ungkap Ahsan.

Situasi ini membuat He/Tan leluasa menekan Hendra/Ahsan. Untunglah, situasi ini bisa dibalikkan di gim ketiga.

“Di gim ketiga, saya tak mau lagi memikirkan kondisi kaki. Tak mudah memang bermain dengan kondisi seperti ini. Tapi kami harus terus menekan,” kata Ahsan.

Ahsan mengatakan dirinya akan mengecek dengan tim medis dan memastikan istirahat yang cukup agar bisa tampil lebih maksimal di final.

Hendra mengatakan, “Saya harus siap meng-cover Ahsan. Sebaliknya jika saya tak bugar, Ahsan juga akan meng-cover saya. Saling mendukung.”

Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengatakan dirinya bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh Hendra/Ahsan dan Bagas/Fikri.

Di tengah kondisi Ahsan yang tidak prima, duo ini tetap berjuang keras agar bisa memenangi pertandingan dan merebut tiket ke final untuk menciptakan sejarah terjadinya final sesama wakil Indonesia di All England.

“Luar biasa, walau kondisi tidak prima, tetapi Hendra/Ahsan bisa memanfaatkan segala pengalaman mereka, mental juaranya, dan fighting spirit-nya di tengah lapangan,” kata Herry.

“Mereka juga tidak mudah menyerah. Perjuangan Hendra/Ahsan itu bisa menjadi contoh bagi pemain-pemain muda,” katanya.

Jika menang di babak final, ini akan menjadi gelar juara yang ketiga bagi Hendra/Ahsan, setelah sukses di All England pada 2014 dan 2019.

Di partai puncak ganda putra, Hendra/Ahsan akan melawan sang junior di pelatnas, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, yang membuat kejutan besar.

Bagas/Fikri kembali membuat kejutan, kali ini mengalahkan pasangan nomor satu dunia, Kevin/Marcus.

Bagas/Fikri pada hari Sabtu (19/03), sukses menekuk sang senior Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, 22-20 13-21 21-16, melalui pertandingan yang seru.

Usai menang atas Kevin/Marcus, Bagas/Fikri mengatakan lebih suka menghadapi Hendra/Ahsan.

“Ya, kalau boleh memilih, kami lebih suka melawan Hendra/Ahsan. Biar ada all Indonesian final di ganda putra,” ujar Fikri.

“Tetapi, siapa pun lawannya, kami sudah siap. Kami akan mencoba tetap fokus dan bermain lepas,” imbuhnya.

Baik Bagas/Fikri sama-sama tak menyangka bisa melangkah jauh dan masuk ke final. Bagi keduanya, ini adalah All England pertama, turnamen badminton tertua dan paling bergengsi di dunia.

“Jujur saja, saya ingin menangis rasanya. Bahagia, terharu, tak menyangka bisa ke final,” kata Bagas. “Bangga sekali.”

 

#Rn

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.