Khairul Apit : Harga Pupuk & Pestisida Mahal 70% Kebun Jeruk Terlantar, Perlu Solusi

KOTOTINGGI (Rangkiangnagari) - Akibat harga pupuk dan pestisida mahal, hampir 70% kebun jeruk di nagari Koto Tinggi Gunuang Omeh terlantar. Hal itu disampaikan warga kepada Anggota DPRD Lima Puluh Kota dari Partai Gerindra, Khairul Apit, pada kunjungan dalam masa reses ke sungai sirih Nagari Koto Tinggi.

Kendala lain yang dihadapi petani adalah tingginya serangan hama, dan harga yang tidak seimbang dengan biaya produksi. "Keadaan menimbulkan keraguan warga untuk meneruskan usaha kebunnya" tulis Khairul Apit diakun pribadinya, Kamis (24/2)

Menanggapi keluhan warga didaerah pilihanya itu, Khairul Apit mengungkapkan akan dorong pemerintah daerah agar mengambil langkah dan kebijakan, terutama untuk menekan biaya produksi.

Menurut wakil rakyat besutan Partai Gerindra ini, ada beberapa dinas bisisa mengintegrasikan programnya untuk mengatasi masalah ini, seperti dinas pertanian dan peternakan, bagaimana agar setiap petani mendapatkan bantuan peternakan, kemudian antara Dinad Lingkungan Hidup dengan Dinas Perindustrian, karena limbah pasar yg dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup bisa dijadikan bahan baku untuk pembuatan pupuk organik.

Disisi lain, tentang permodalan dapat diupayakan dengan penyertaan modal dari setiap nagari. "Kepala Daerah untuk membuatkan regulasinya melalui Perbup penyertaan modal nagari Rp. 100 jt / tahun setiap nagari, dlm 1 th sdh terkumpul 7,9 M. Ditambah pemda, saya rasa sudah bisa membangun atau pendirian pabrik pembuatan pupuk organik berskala besar dan modern," tutupnya. (BM)

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.