Mengenal Irwan Basir Datuk Rajo Alam Merupakan Sosok Tokoh, Takah, dan Tageh di Masyarakat Minangkabau

Padang (Rangkiangnagari) - Istilah pepatah minang “Mambinjek rambuik dalam tapuang, rambut terangkat tapi tepung tak serak, tahu dirantiang ka mancucuak, tahu di dahan nan ka maimpik.” Artinya halus dan penuh kehati-hatian dalam bersikap. “Masyarakat Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Minangkabau itu bersifat religi, santun, serta memiliki budaya dalam tataran adat yang tertuang dalam petatah petitih penuh makna sebagai kepribadian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan hari-hari,” tutur Irwan Basir Datuk Rajo Alam yang juga akrab disapa Datuk IB dalam lingkungan masyarakat sehari-hari.

Ketua DPD LPM Kota Padang ini juga mengucapkan seorang pemimpin harus memahami bahwa semua orang berpotensi memberikan kontribusinya dalam memajukan pembangunan daerah. "Seyogyanya pemimpin itu mengayomi dan peduli pada semua kepentingan masyarakat sebagai sesuatu amanah yang diemban sebagai pemimpin,” ucapnya tegas dan jelas sambil beseloroh dengan guruan tawa kecil ciri khas Irwan Basir.

Tokoh, takah, dan tageh bukanlah sekadar simbol pada sosok irwan basir datuk rajo alam. 

Masyarakat Sumbar  memiliki prinsip lamak dek awak katuju dek urang. Karena itu, orang Minang melihat dan menilai pemimpin itu tokoh, takah, dan tageh bukan sekadar simbol semata. Bukan pencitraan belaka.

Kata “Takah”, di mata orang Minang artinya memang sangat menghargai keindahan rupa, intelektualitas, status sosial dan kesuksesan seseorang, punya kharisma dan wibawa disebut “Manakah”. Orang Minang punya sikap sendiri dalam menilai seorang calon pemimpin. Mereka lebih suka isi dari pada bungkus. Bukan hanya sekedar tampak bagus di luar tapi bermasalah di dalam alias cantik polesan.

Menyoal Takah, sosok seorang Irwan Basir Dt Rajo Alam memang sangat  memiliki hal ini dan sangat pantas ungkapan Takah ini beliau sandang.

Kemudian istilah “Tageh” atau tegas adalah sikap dasar yang sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan. Irwan Basir Datuk Rajo Alam memiliki kepribadian tegas. Hal itu terlihat dari kepemimpinannya selama ini di berbagai organisasi dan juga sebagai pejabat teras di Pemprov Sumbar.

Tokoh, menyoal ketokohan dari seorang Irwan Basir Datuk Rajo Alam, bukan isapan jempol belaka, nyata berbuat ditengah masyarakat tanpa pamrih. Bagi warga, Irwan Basir diistilahkan sebagai sosok tampek balinduang tapanehan, tampek bataduah kahujanan. Apa yang dilakukan selama ini membantu warga tulus tanpa berharap balasan. Tapi, jika warga berkehendak, karena sudah tahu 'lecut tangannya' selama ini.

“Apakah Irwan Basir, bakal memenuhi keinginan warga untuk ikut bertarung pada Pilwako 2024 nanti.”

Harapan warga, bukan tanpa alasan. Pembina Badan musyawarah Pembangunan Nagari (BMPN) Pauh IX ini, dikenal sosok yang peduli dan mengayomi anak, kemenakan dan warga. Padahal, Irwan Basir tak pernah berharap dari warga. Ia bukan anggota dewan dipilih warga. Bukan kepala daerah duduk disinggasana berkat suara warga.

Beliau tidak menggunakan dana APBN atau APBD melalui dana pokok pikiran (Porkir) layaknya anggota dewan. Tak memakai Bansos mengurangi penderitaan warga, layaknya kepala daerah menurunkan bantuan. Tak menggunakan Baznas dengan memanfaatkan jabatan. Ia menggunakan uang pribadi membantu warga. Datang saat warga sedang kesusahan, muncul ketika warga ditimpa kemalangan. 

Beliau yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA) Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Pauh IX Kuranji ini merupakan figur yang tepat menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan mencari solusi ditengah beragamnya persoalan. Ketenangan dan kesabaran menuntaskan terjadinya kekisruhan.

Seperti yang disampaikan melalui filosofi Bapucuak sabana bulek, baurek sabana tunggang, batang gadang tampek basanda, dahannyo tampek bagantuang, ureknyo tampek baselo, daun rimbun tampek balinduang, tampek balinduang kapanehan, tampek bataduah kahujanan.

Gelar Datuk yang diamanahkan ke pundak Kabid Linjamsos Dinas Sosial Sumatera Barat ini, menjadi harapan warga. Tak kenal lelah dan letih membantu warga. Sapantun dengan fungsi ninik mamak di Minangkabau.(Ayu)

Labels: , ,
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.