DUKUNG PENUH MAHKOTA BERLIAN, PEMKAB LIMAPULUH KOTA BUKA PELUANG KERJASAMA PENGEMBANGAN MAGGOT

Kampar (Rangkiangnagari) - Pertama kali diluncurkan Maret lalu, Limapuluh Kota Bersih Lingkungan (Mahkota Berlian) disambut baik oleh masyarakat. Bahkan terobosan gerakan tersebut telah diakui Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) yang ditunjukkan dengan pemberian Sertifikat penghargaan terkait inovasi dalam mengelola lingkungan. Namun, pengelolaan lingkungan, terutama sampah, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota masih mengalami kebuntuan dalam mencarikan solusi pengolahannya. Tetapi, keresahan akan sampah tampaknya mulai menemukan titik terang, hal itu ditunjukkan setelah Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt.Bandaro Rajo didampingi Ketua TP PKK Nevi Safaruddin dan Asisten III Ahmad Zuhdi Perama Putera serta sejumlah Kepala Perangkat Daerah berkunjung ke PT. Bio Cycle Indonesia yang bergerak di budi daya maggot (larva lalat black soldier fly) pada Senin, (10/10/2022). Lawatan ke perusahaan yang berlokasi di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan yang sebelumnya digelar akhir September lalu antara Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bermitra dengan PT. Bio Cycle Indonesia.

"Setelah menyimak presentasi dan menyaksikan langsung proses produksi Maggot di PT. Bio Cycle Indonesia, kami optimistis, industri Maggot mendukung penuh inovasi Mahkota Berlian, sebagai salah satu solusi mengatasi masalah sampah di Limapuluh Kota," ungkap Bupati Safaruddin dengan penuh semangat setelah mengikuti "study tour'' di PT.Bio Cycle Indonesia. Kemudian dikatakan Bupati Safaruddin, berbagai macam upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi untuk mengurangi sampah, tapi belum ada yang berhasil maksimal. Ia berharap, Maggot, dapat menjadi bagian dari mata rantai pengelolaan sampah di Kabupaten Limapuluh Kota. Selanjutnya Bupati Safaruddin mengatakan, budidaya maggot juga dapat memproduksi pakan ternak maupun ikan sehingga menjadi solusi untuk sektor pertanian dan pakan ikan maupun pakan ternak. "Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota tertarik membangun industri pengembangan maggot dan berpeluang menjalin kerjasama dengan Bio Cycle untuk mendukung penuh program Limapuluh Kota Bersih Lingkungan (Mahkota Berlian) terkait pengelolaan sampah, pupuk pertanian, dan pakan ikan yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” harap Bupati Safaruddin.

Tidak hanya Bupati, sejumlah Kepala Perangkat daerah, diantaranya Kepala Bapelitbang Gusdian Laora, Kadis LHPR Yunire Yunirman, Kadis Perikanan M. Siswanto, Kadis Tanhorbun Witra Porsepwandi serta Kadis PUPR Rilza Hanif 'terkagum' dengan teknologi dan fasilitas pabrik Bio Cycle. Pemaparan yang disampaikan Direktur Bio Cycle, Budi Tanaka pun tak kalah menarik, Rombongan Pemkab Limapuluh Kota bahkan betah mengikuti 'tour' selama hampir lima jam. Budi Tanaka turut menjelaskan, sebagaimana  belatung pada umumnya, maggot dari lalat BSF hidup dengan mengonsumsi sampah organik. Selanjutnya Budi mengungkapkan bahwa untuk mencapai hasil yang optimal, kebutuhan sampah untuk pakan maggot bisa mencapai 1:8. Artinya, untuk 1 kg maggot, diperlukan kurang lebih 8 kg sampah organik. Angka tersebut tentunya bisa berubah sesuai kondisi yang dihadapi. Jika pembudidaya ingin meraih hasil lebih baik, asupan pakan bisa ditingkatkan. Begitu pula sebaliknya. Disisi lain, Budi mengatakan, Maggot tidak hanya menjadi solusi dalam pengelolaan sampah, tetapi menjadi solusi untuk pupuk pertanian maupun pakan ikan. "Alur budidaya maggot diawali dari telur lalat BSF lalu ditetaskan sampai menjadi larva, kemudian maggot itu diberikan makan dari limbah organik yang biasanya dari sampah dapur seperti nasi, buah atau sayur, kemudian dalam waktu 14 hari, larva itu akan membesar dan digunakan untuk pakan ikan maupun pakan ternak," jelas Budi. 

Sementara itu, Yunire Yunirman selaku Kepala Perangkat Daerah yang membidangi pengelolaan sampah mengatakan, Maggot lebih efektif sebagai solusi pengurangan sampah dibanding metode kompos, selain memerlukan lahan yang luas, metode kompos juga membutuhkan waktu yang lama untuk mengurai sampah. Yunire juga menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota berharap budidaya maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) bisa mengurangi timbulan sampah dari total timbulan sampah di Kabupaten Limapuluh Kota yang mencapai sekitar 200 ton per harinya. (Rn)

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.