Pimpin Rapat Konsolidasi PMI, Sabar AS Apresiasi; Pasaman Surplus Darah

Pasaman (Rangkiangnagari) - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman, Sabar AS menyebutkan bahwa stok darah di Pasaman mengalami surplus, sehingga mampu membantu daerah tetangga, seperti Kota Bukittinggi. PMI Kabupaten Pasaman menargetkan 150 kantong darah per bulan, tetapi berkat kerja keras bersama,  mampu dicapai 160 kantong per bulan.

Hal itu disampaikan Sabar AS dalam rapat konsolidasi organisasi dan perumusan program kerja PMI Kabupaten Pasaman. Turut hadir Dewan Kehormatan PMI Pasaman, Ny. Deni Sabar AS, Wakil Ketua Rosben Aguswar Dt. Batuah, Kepala Markas PMI beserta  pengurus dan sekretariat PMI Kabupaten Pasaman

"Keinginan masyarakat Pasaman untuk mendonorkan darahnya sangat tinggi. Untuk itu PMI Pasaman akan terus melaksanakan program donor darah secara rutin menyasar seluruh elemen masyarakat," ujar Sabar AS di Kantor PMI Kabupaten Pasaman, Jumat (16/05/2025).

Sabar AS menyebutkan bahwa aktivitas PMI adalah investasi kemanusiaan sebagai bekal nanti di akhirat. Bupati Pasaman itu mengibaratkan perjuangan di PMI sebagai Penanaman Modal Akhirat (PMA), karena mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang kesulitan.

Ia mengapresasi eksistensi PMI Kabupaten Pasaman mendapatkan pengakuan dari masyarakat, hal  itu bisa terwujud melalui  kekompakan dan kerja keras pengurus PMI hadir yang dalam berbagai jenis seperti bencana, seperti musibah kebakaran, gempa,  banjir dan lainnya.

"Jiwanya PMI berjuang untuk kemanusiaan. Maka tolonglah orang yang datang meminta darah dengan senyumam, meskipun kondisinya darurat kita harus tenang dan bantu dengan senang hati," katanya.

Mantan Wakil bupati Pasaman ini mengajak PMI untuk  bermitra dengan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan pembangunan melalui Pasaman Tanggap Bencana. Karena Pasaman adalah daerah rawan bencana, sehingga dibutuhkan kesiapan dengan membangun sisnergitas dengan stakeholder yang ada di Pasaman. 

"PMI mendukung  pemerintah daerah dengan program  Pasaman Sehat, yakni Pembangunan Manusia, yang salah satu indeksnya adalah menurunkan angka kematian ibu dan anak. Jika penanganan medis terlambat seperti kebutuhan darah yang tidak tercukupi, resikonya angka kematian ibu dan anak meningkat," jelasnya.

Ia mengajak pengurus PMI dan Markas PMI untuk memperkuat solidaritas organisasi dengan berjuang tanpa pamrih, karena disitulah kemuliaan yang sebenarnya. Menurutnya, PMI sangat perlu membangun kerjasama yang baik, jika terdapat persoalan, maka secepatnya mencarikan solusi.(Rn/Tio) 

Labels: , ,
This is the most recent post.
Posting Lama
[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.