PADANG (RangkiangNagari) – Belum genap enam bulan selesai dikerjakan, jalan nasional menghubungkan Kota Padang dengan Kawasan Mandeh tepatnya di Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, Pesisir Selatan sudah terban. Kondisi itu membahayakan pengendara, karena berada di pinggir jurang.
Dihubungi dari Padang, Walinagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, Pesisir Selatan, Marjam menyebutkan terbannya jalan itu sudah terjadi sejak sepekan yang lalu hingga tidak bisa dilewati kendaraan besar. Untuk menghindari terjadi kecelakaan, warga juga sempat memberikan rambu.
“Hampir setengah badan jalan yang baru dibangun itu terban. Kendaraan roda empat masih bisa lewat jika memaksakan ke arah tebing. Tapi kendaraan besar seperti bus tidak bisa,” katanya, Selasa (12/3).
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang, Aidil Fiqri menyebutkan pihaknya segera meninjau lokasi terbannya jalan tersebut dan memastikan penyebabnya.
Menurutnya, terbannya jalan itu akibat “force majeure” atau kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia. Jika terbukti demikian, perbaikan akan dilakukan oleh Balai Jalan karena dalam kontrak, “force majeure” bukan jadi tanggung jawab kontraktor.
Tetapi jika penyebabnya adalah kelalaian teknis yang menyebabkan gagalnya konstruksi dari kontraktor meskipun kecil. Meski telah PHO atau serah terima, kontraktor tetap punya kewajiban untuk memperbaiki.
Dihubungi dari Padang, Walinagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, Pesisir Selatan, Marjam menyebutkan terbannya jalan itu sudah terjadi sejak sepekan yang lalu hingga tidak bisa dilewati kendaraan besar. Untuk menghindari terjadi kecelakaan, warga juga sempat memberikan rambu.
“Hampir setengah badan jalan yang baru dibangun itu terban. Kendaraan roda empat masih bisa lewat jika memaksakan ke arah tebing. Tapi kendaraan besar seperti bus tidak bisa,” katanya, Selasa (12/3).
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang, Aidil Fiqri menyebutkan pihaknya segera meninjau lokasi terbannya jalan tersebut dan memastikan penyebabnya.
Menurutnya, terbannya jalan itu akibat “force majeure” atau kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia. Jika terbukti demikian, perbaikan akan dilakukan oleh Balai Jalan karena dalam kontrak, “force majeure” bukan jadi tanggung jawab kontraktor.
Tetapi jika penyebabnya adalah kelalaian teknis yang menyebabkan gagalnya konstruksi dari kontraktor meskipun kecil. Meski telah PHO atau serah terima, kontraktor tetap punya kewajiban untuk memperbaiki.
#Ryan