Lubuk Basung (RangkiangNagari) - Dibanding tiga hari lalu, Kamis (29/4), jumlah ikan karamba budi daya masyarakat yang mati di danau Maninjau naik tiga kali lipat. Kalau Senin lalu tercatat 10 ton, hari ini telah menjadi 33 ton.
Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam terus memantau perkembangan kematian ikan sejak pembalikan air permukaan dana atau upweling yang terjadi pekan lalu.“Hitungan kita berdasarkan data yang kita peroleh dari petani di Danau Maninjau,” kata Penyuluh Perikanan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Asrul Deni Putra di Lubukbasung, Kamis.
Karamba tersebar di nagari nagari sekeliling Danau Maninjau mulai dari Koto Malintang, Bayur, Maninjau, Galapuang, Ujuang Tanjuang, Pandan, Sungai Batang, Sigiran dan Tanjuang Sani. Tapi tidak disemua lokasi pembudidayaan ikan itu terjadi kematian.
“Yang 33 ton ikan mati itu tersebar di Nagari Tanjung Sani tiga ton dan Nagari Sungai Batang 30 ton jenis nila dan majalaya” katanya.Menurutnya, jika dikonversi ke harga ikan saat ini maka kerugian sekitar Rp1 miliar.
“Satu petani mengalami kerugia cukup besar dengan kematian ikan sekitar 20 ton,” katanya.
“Sampai Kamis (29/4) ini, kematian ikan di keramba terus bertambah akibat kondisi air kurang bagus,” katanya.
Dia menghimbau agar petani mengurangi memberikan pakan ikan, menunda penebaran bibit ikan dan segera memanen ikan.
“Sementara ini,itu yang bisa dilakukan oleh petani untuk mengurangi resiko kerugian yang lebih besar,” tambahnya.Kematian ikan itu merupakan yang ketiga kalinya selama Januari sampai 27 April 2021 dan total ikan mati lebih kurang 53 ton.
Peristiwa kematian massal ikan karamba di danau Maninjau terjadi menimpa sekali dalam setahun, tentu saja menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dan dampak pencemaran lingkungan. Tapi petani karamba dan pengusaha tak pernah menghentikan usaha pembudidayaan ikan, jumlah karamba di danau Maninjau meningkat terus.
#Ryan