Dharmasraya (Rangkiangnagari) - Proyek pengendalian banjir Sungai Batang Timpe di Nagari Taratak Tinggi, Kecamatan Timpe, Kabupaten Dharmasraya menuai sorotan masyarakat. Proyek yang bertujuan melindungi wilayah dari ancaman banjir itu kini dipertanyakan karena penggunaan material batu gunung pecahan yang dinilai kurang layak untuk bronjong penahan tebing.
Pantauan Mediabini di lapangan Senin 02/06/2025, menunjukkan bahwa material batu yang digunakan untuk mengisi bronjong adalah batu gunung pecahan dengan permukaan yang tajam dan tidak seragam. Jenis batu ini dikhawatirkan kurang layak karena memiliki sanding tajam yang dapat merobek kawat bronjong dalam jangka waktu tertentu, terutama saat terjadi tekanan air besar atau pergeseran tanah.
Penggunaan batu dengan permukaan tajam juga tidak sesuai dengan standar teknis ideal dalam pembangunan bronjong, yang seharusnya menggunakan batu bulat atau batu belah dengan permukaan lebih halus untuk menghindari kerusakan pada kawat. Jika kerusakan terjadi, fungsi penahan tebing bisa gagal, dan proyek ini akan menjadi sia-sia, bahkan membahayakan warga sekitar.
“Kalau kawat robek karena batu tajam, bronjong tidak akan bertahan lama. Ini proyek jangka panjang, harusnya bahan juga berkualitas tinggi,” ujar salah satu warga setempat.
Lanjutnya, jangan sampai proyek yang menghabiskan anggaran negara ini tidak memberikan manfaat jangka panjang hanya karena kesalahan teknis yang seharusnya bisa dihindari sejak awal.
Warga berharap pihak pelaksana proyek dan instansi teknis melakukan evaluasi serius demi keselamatan dan keberlanjutan proyek ini.
Pemerintah daerah diminta lebih ketat dalam proses pengawasan dan quality control setiap tahap pembangunan, terutama dalam proyek-proyek vital seperti pengendalian banjir. Sebab, proyek ini bukan hanya soal menyerap anggaran, tetapi soal keselamatan dan keberlanjutan hidup masyarakat.(St)