PADANG (RangkiangNagari) – Ditemukan terjebak lilitan sampah tali plastik, seekor Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) yang ditemukan komunitas reptil di pantai sekitar kampus Universitas Bung Hatta, akhirnya dilepaskan, Rabu (22/7).
Penyu itu dikembalikan ke habitatnya setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, dan observasi selama tiga hari oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Sumbar (BKSDA).Sebelumnya, penyu temuan itu dievakuasi, karna kondisi yang lemah kemudian diserahkan ke BKSDA Sumbar, untuk diperiksakan kesehatannya. Setelah dinyatakan sehat, hanya perlu observasi selama tiga hari untuk kemudian dikembalikan kehabitatnya.Sebelum dilepaskan, hewan tersebut dititipkan di fasilitas konservasi penyu Jambak Sea Turtle Camp, Padang.
Hewan itu dilepaskan Kepala BKSDA Sumbar, Erly Sukrismanto didampingi para jajaran, dan pengelola Jambak Sea Turtle Camp, Pati Hariyose.
“Semoga kepedulian masyarakat terhadap perlindungan Penyu semakin tinggi, serta kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan tumbuh dikalangan masyarakat, terutama kesungai, karna dapat membahayakan ekosistem perairan dan menimbulkan bahaya cemaran untuk habitat ikan, ” kata Erly Sukrismanto.
Penyu itu dikembalikan ke habitatnya setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, dan observasi selama tiga hari oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Sumbar (BKSDA).Sebelumnya, penyu temuan itu dievakuasi, karna kondisi yang lemah kemudian diserahkan ke BKSDA Sumbar, untuk diperiksakan kesehatannya. Setelah dinyatakan sehat, hanya perlu observasi selama tiga hari untuk kemudian dikembalikan kehabitatnya.Sebelum dilepaskan, hewan tersebut dititipkan di fasilitas konservasi penyu Jambak Sea Turtle Camp, Padang.
Hewan itu dilepaskan Kepala BKSDA Sumbar, Erly Sukrismanto didampingi para jajaran, dan pengelola Jambak Sea Turtle Camp, Pati Hariyose.
“Semoga kepedulian masyarakat terhadap perlindungan Penyu semakin tinggi, serta kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan tumbuh dikalangan masyarakat, terutama kesungai, karna dapat membahayakan ekosistem perairan dan menimbulkan bahaya cemaran untuk habitat ikan, ” kata Erly Sukrismanto.
#Ryan